Nasdem Balas Ujaran Fadli Zon di Istana Ada Berewok: Semoga Tobat

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Nasdem, Effendy Choirie atau Gus Choi, usai acara HUT ke-7 Nasdem di Surabaya pada Selasa, 13 November 2018.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Politikus Partai Gerindra Fadli Zon menyindir pemerintahan Jokowi lewat puisi dengan kalimat satir ada genderuwo di istana. Sepenggal puisinya yang disorot ialah, ’Ada genderuwo di istana. Seram berewokan mukanya. Kini sudah pandai berpolitik. Lincah manuver strategi dan taktik’. Banyak menafsiri berewokan dimaksud ialah Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.

Bagaimana Nasdem menanggapi itu? “Fadli Zon ini memang biasa menggunakan logika-logika yang terbalik. Ketika dia merasa dituduh di sana banyak genderuwo, kemudian dia balik balas. Itu, kan, logika-logika yang tidak logis,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu Nasdem, Effendy Choirie atau Gus Choi, usai acara HUT ke-7 Nasdem di Surabaya pada Selasa, 13 November 2018.

“Oposisi ini (kelompok Fadil Zon) asal ngomong, ya, itu tadi, mereka genderuwo semua karena semua yang dikatakan itu selalu menakutkan kepada rakyat, tapi yang takut enggak ada. Mudah-mudahan mereka segera bertobat dengan pikiran dan akalnya yang sehat dan yang jernih,” ujar Gus Choi.

Menurut Gus Choi, inti dari istilah politik genderuwo ialah pemimpin yang selalu menebar kebencian, pesimisme, dan energi negatif. Hal itu tidak tercermin pada sosok Ketum Nasdem Surya Paloh. “Surya Paloh pidatonya, kan, mengajak masyarakat terus optimis, bukan terus berewoknya banyak dianggap begitu. Ini (politik genderuwo) adalah soal pikiran,” katanya.

“Surya Paloh luar biasa. Kemudian diimplimentasikan di Nasdem dengan politik tanpa mahar. Jadi begini, menjadi pemimpin Indonesia itu berat sekali. Akhirnya, kemudian orang yang punya kiprah tapi dipilih hanya karena punya uang. Kayak Sandi hanya karena punya uang, kiprahnya enggak ada perannya apa dalam konteks masyarakat?” ujarnya.

Istilah politik genderuwo pertama muncul dari bibir Presiden Jokowi yang juga calon presiden petahana saat acara bagi-bagi 3.000 sertifikat tanah di GOR Tri Sanja Tegal, Jawa Tengah, pada Jumat, 9 November 2018. Dia menyentil perilaku elite politik yang gemar menakut-nakuti masyarakat. “Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," ujar Jokowi. (ase)