Dampak Terburuk jika Ganjar Maju Pilpres 2024 Lewat Parpol Selain PDIP

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tertawa bersama kepala daerah lain dari PDIP usai mengikuti Senam Indonesia Cinta Tanah Air (Sicita) di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 17 Juni 2022.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Politik – Sosok politisi PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjadi perhatian publik di tengah pencapresan di Pilpres 2024. Mengingat elektabilitasnya cukup tinggi. Bertengger tiga besar bersama-sama Prabowo Subianto dan Aneis Baswedan. 

Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, Ganjar masih berada di PDIP dan sejauh ini tegak lurus ikut perintah partai. Meski elektabilitas Ganjar tinggi, namun belum tentu akan diusung oleh PDIP di Pilpres 2024. Tetapi Pangi meyakini, Ganjar tidak akan mencari 'perahu' lain, dan tetap akan berada di PDIP.

"Nah sejauh yang cermati memang mas Ganjar belum pernah hadir di acara partai apapun, kalaupun diundang beliau belum siap untuk hadir di situ, itu mungkin salah satu cara beliau menjaga apa maksud politiknya bahwa ini dia tidak mau ingin tergesa-gesa, grasak grusuk atau ya istilahnya bu Mega terlalu berambisi," kata Pangi, dalam diskusi bertajuk "Ganjar Bakal Tumbang Jika Keluar Kandang?" di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 10 Agustus 2022.

Diskusi Publik

Photo :

Aktivitas Ganjar sejauh ini, menurutnya tidak ada yang dilakukan bersama-sama dengan partai lain. Pangi pun melihat tidak ada Ganjar menghadiri kegiatan partai selain PDIP. Ditengarai, itu karena Ganjar konsisten sebagai kader PDIP.

Tetapi lanjut Pangi, jika Ganjar mengikuti hasrat politik dan memilih 'perahu' lain, Pangi menilai ini bisa berakibat fatal. 

"(Ganjar) tidak mau mengambil partai lain untuk bergabung dengan partai lain sejauh ini, mungkin ya resiko lain beliau di injury time atau last minute tidak diusung oleh PDIP pun mungkin beliau bakal siap tidak akan maju, walaupun momentumnya ada diusung oleh partai lain lewat KIB," jelas Pangi.

Pangi memaparkan data lembaganya, bahwa secara inter subyektif tingkat elektabilitas figur bakal capres tak sebanding dengan identitas partai (party ID). Sedangkan identitas partai yakni PDIP cukup kuat. Maka siapapun yang diusung partai ini, sangat menguntungkan.

"Jadi artinya begini bahasa sederhana saya, kalau Pak Ganjar tidak diusung PDIP, maka kerugian ada di PDIP sendiri, begitu juga mas Ganjar juga akan merasakan kerugian itu, karena basis mereka akan melemah sendirinya, gelembung popularitas mereka tidak kuat, strong voters hilang, basis segmen pemilih mereka juga akan lari sendiri sendiri. Maka itu mutual understanding yang saling menguntungkan tadi," jelasnya.