Jafar Hafsah: Jadi Menteri, Masuk Koalisi

Priyo Budi Santoso (Golkar) dan Jafar Hafsah (Demokrat)
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus

VIVAnews - Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah, rupanya berbeda pendapat dengan Sekretaris Fraksi Demokrat, Saan Mustofa, soal kemungkinan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan duduk di kabinet.

Menurut Jafar, jika kader PDIP masuk kabinet, tentu juga berarti bergabung di koalisi. "Masuk ke dalam kabinet, seharusnya masuk dalam koalisi," kata Jafar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat 11 Februari 2011.

Jafar menyatakan, memang hak prerogatif seorang Presiden untuk mengangkat menteri. "Setelah melihat pertimbangan, melihat potensi maka dia dapat ambil pembantunya dari profesional atau dari partai. Dari partai, bisa dari mana saja," kata Jafar.

"Kalau dari partainya, formulasinya jika masuk kabinet, berarti masuk koalisi," kata Jafar. "Harus jelas dong, karena aturan main begitu," katanya.

Namun, Jafar mengaku belum pernah mendengar ada rencana reshuffle dalam waktu dekat. Presiden belum pernah memberi menyatakan tentang itu. "Hanya ada beredar informasi akan ada reshuffle atau ada kelompok elite yang meminta reshuffle," katanya.

Dan jika memang benar ada kader PDIP masuk kabinet, menurut Jafar, ini tidak akan mengganggu koalisi. Soal kabinet, kata Jafar, tergantung dari penilaian Presiden sendiri atas pembantunya.

"Karena menteri pembantunya presiden, kalau bagus tentunya tetap dipertahankan. Kalau kurang bagus, diganti, biasa kan itu," kata Jafar.

Kemarin, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufiq Kiemas, membuka pernyataan bahwa Presiden disilakan melamar kader PDIP yang bagus jadi menteri. Namun PDIP, kata Taufiq, tidak akan masuk dalam koalisi.