Suryadharma Ali: Kalau Ribut Terus, PPP Bisa Jadi Ormas

Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar Bandung, Epyardi Asda, menyampaikan pesan Ketua Umum PPP Muktamar Bandung, Suryadharma Ali (SDA). Dia mengatakan bahwa SDA tidak ingin partai berlambang Kakbah itu musnah dari bumi.

Sebab, sampai saat ini konflik kepengurusan masih terus terjadi, meski Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia telah memutuskan mengembalikan kepengurusan PPP kembali ke Mahkamah Bandung, bukan Mahkamah Jakarta atau Surabaya.

"Bagaimana Partai Politik ini agar tidak hilang dari muka bumi. Kami punya sikap, sengketa ini harus diselesaikan secara arif dan bijaksana. Jangan lagi masa lalu, tapi bagaimana selesaikan masalah ini dengan tidak ada yang dirugikan," kata Epyardi di hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Kamis malam, 25 Februari 2016.

Kata Epyardi, SDA juga khawatir, jika PPP terus berkonflik akan mengancam keikutsertaan salah satu partai politik tertua di Indonesia itu di Pilkada yang dinilai sudah di depan mata.

"Kalau ribut lagi, tak bisa ikut Pilkada, Pileg, Pilpres. Artinya, PPP hanya jadi ormas, yang rugi semua. Pak SDA terima kembali ke Bandung, asal tak ada lagi cheating atau tipu-tipu di antara kita semua," ungkap dia.

Seperti diketahui, Mukernas PPP yang ke empat sendiri digelar Rabu-Kamis, 24-25 Februari 2016, oleh PPP Muktamar Bandung dan diikuti oleh 30 dari 33 Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PPP se-Indonesia.

Hasilnya selain memutuskan menyerahkan tampuk pimpinan Ketua Umum ke Wakil Ketua Umum, Mukernas juga memutuskan, pelaksanaan Muktamar Islah yang ke delapan, paling lambat digelar bulan April mendatang.

Meski demikian tempat penyelenggaraan belum bisa ditentukan, karena menunggu terbentuknya panitia penyelenggara Muktamar yang mengakomodasi kedua kubu Jakarta dan Surabaya.

Untuk tempat penyelenggaraan akan disesuaikan dengan jadwal Presiden Joko Widodo yang direncanakan akan membuka Muktamar salah satu partai politik tertua di Indonesia tersebut.