Ada Kemungkinan Presiden Beri Jatah ke Oposisi

Presiden Jokowi umumkan reshuffle Kabinet Kerja jilid II beberapa waktu lalu. Isu reshuffle kabinet kembali mengemuka usai Pilkada DKI Jakarta.
Sumber :
  • Taufik Rahadian

VIVA.co.id - Wacana reshuffle kabinet jilid III pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengemuka belakangan ini. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem Irma Suryani mempersilahkan jika Jokowi ingin merombak menteri yang kinerjanya dinilai kurang.

"Jika Presiden berpikir kinerja para menteri dari partai koalisi pemerintah masih belum maksimal dan kerja setengah-setengah, ya mungkin saja Presiden akan beri porsi ke partai oposisi," kata Irma ketika dihubungi Viva.co.id, Selasa 3 Januari 2017.

Namun dia juga meminta calon dari oposisi itu memiliki kapasitas yang luar biasa. "Bukan cuma yang biasa-biasa juga," ujar Irma.

Kemudian, anggota Komisi IX ini juga meminta agar masuknya menteri dari kalangan oposisi juga bisa memperkuat pemerintahan. Bukan malah memperlemah kabinet Jokowi.

"Jika itu yang terjadi, bukan membantu, malah akan menimbulkan masalah baru lagi bagi pemerintah," kata Irma.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, mengungkapkan bahwa dalam reshuffle berikut, ada kabar Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera ditawari jabatan dalam kabinet.

"Tapi saya sudah dapat info A1 dari orang dekat Pak Joko Widodo, bahwa Gerindra ditawarkan empat posisi di pemerintahan, yaitu Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Menteri Pertanian, Menteri Tenaga Kerja, dan Kepala Staf Presiden," kata Arief.