Fahri Sarankan Jokowi Tanggapi Pidato Politik SBY

Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Reza Fajri.

VIVA.co.id - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fahri Hamzah, mengatakan kritik Presiden Indonesia keenam sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato politiknya harus diterima pemerintah. Sebab itulah perbedaan antara negara demokrasi dan totaliter.

"Dalam negara demokrasi kritik itu makin pedas makin bagus," ujar Fahri di DPR, Jakarta, Rabu 8 Februari 2017.

Bahkan dalam negara parlementer negara membiayai partai oposisi lebih tinggi daripada partai pendukung pemerintah. Alasannya, semakin kuat oposisi, maka pemerintah semakin bekerja baik.

"Bekerja baiknya pemerintah kan baik bagi rakyat. Jadi jangan takut dengan pidato SBY," ungkap Fahri.

Ia pun menyarankan, agar Presiden Joko Widodo menanggapi pidato SBY tersebut dengan cara yang sama. Sebab, tanggapan Jokowi itu bisa menjadi dialog antara kepala negara dan mantan kepala negara yang baik.

"Saya menyarankan Jokowi pidato lagi. Jadi ditanggapi. Enggak boleh dikriminalisasi, enggak boleh dicaci maki, tapi tanggapi. Istana bunyi lima kali enggak masalah," ujar Fahri.

Ada tiga poin besar yang dibicarakan SBY dalam pidatonya tersebut. Tiga poin besar itu adalah soal keadilan, kebhinekaan, dan kebebasan.