Murah atau Mahal Menyambung Tol Sumatera?
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA – Ada seorang kawan, yang mudik ke Padang. Sekitar 8 tahun lalu dia bercerita. Butuh satu setengah hari dari Bekasi ke kota kelahirannya. Pun dia masih harus menggunakan lampu rotator. Demi keamanan. Meski ini melanggar.
Cerita dulu, mungkin beda sekarang. Kini Tol Bakauheni ke Palembang tersambung. Hanya 5 jam, begitu klaimnya. Jika dari Jakarta ya mungkin sekitar 7 jam saja. Untuk ke Padang jika jarak dari Palembang 874 kilometer, mungkin butuh 11 jam lagi. Jakarta-Padang hanya 18 jam. Kawan saya, mungkin bisa menghemat waktu 18 jam.
Menyambung Tol Trans Sumatera memang menjadi program utama pemerintahan Jokowi, meski perencanaanya sudah ada sejak SBY menjadi presiden. Tol yang memiliki panjang 2.765 kilometer ini diperkirakan menghabiskan investasi Rp476 triliun. Artinya per kilometernya butuh Rp175 miliar. Jika dibandingkan Pulau Jawa yang hanya Rp90-Rp100 miliar per kilometernya pasti dianggap kemahalan. Terlebih lagi akuisisi lahan di Sumatera tentunya lebih murah dibandingkan Jawa.
Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kemenkeu, Brahmantio Isdijosokomit mengakui biaya tol Sumatera lebih mahal. "Ya memang lebih mahal karena banyak faktor geografisnya," katanya dalam sebuah diskusi dengan Pemimpin Redaksi di Medan beberapa waktu lalu. Diskusi yang dibuka Presiden Direktur PT HK Bintang Perbowo juga dihadiri Dekan Fakultas Ekomomi Universitas Indonesia Ari Kuncoro, Direktur Perumusan Kebijakan dan Evaluasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna, dan Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta.
Kata Bramantio, Rp476 triliun itu adalah angka keseluruhan investasi termasuk infrastruktur pendukung tol. "Mungkin angka untuk konstruksinya tidak sebesar itu," ujarnya.
Bintang menyebutkan, biaya Tol Trans Sumatera bisa di atas Rp 150 miliar hingga di atas Rp 200 miliar. "Sumatera lebih mahal karena banyak tanah rawa dan gunung," kata Bintang.
Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani menjelaskan, khusus di tanah rawa, penggalian harus lebih dari 10 meter. Sedang untuk ruas tertentu, kontraktor harus membuat terowongan hingga beberapa kilometer. "Ini yang membuat menjadi lebih mahal," ujarnya.
Namun diakui dalam diskusi itu, jika melihat traffic di Tol Sumatera yang tidak sebesar di Jawa, Tol Sumatera bikin rugi karena harus menanggung biaya bunga pinjaman. "Tapi kalau kita mikirnya rugi terus, nggak bakal jadi-jadi ini jalan tol," kata Herry TZ.
Herry menyebutkan kebanyakan proyek Tol dibangun dengan menggunakan skema pembiayaan infrastruktur Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Pemerintah menggunakan skema KPBU untuk menyinergikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Swasta. Skema ini diyakini tidak akan memberatkan anggaran pemerintah.
"Tidak semua bisa kita lakukan dengan skema ini. Tapi di beberapa proyek di Sumatera lalu lintasnya cuma 5.000 (kendaraan), padahal harus ada perhitungan lalu lintas dikalikan dengan tarif (tol)," ujar Herry.
Dia menyebutkan, ada 83 kilometer Tol Trans Sumatera yang dikontribusikan dari Jalan Tol Trans Jawa. "Itu bagian dari PNM (Penyertaan Modal Negara) atau creative financing. Skema ini telah terbukti di negara lain seperti China, jalan tol di sana dibangun dengan pinjaman pemerintah," jelas Herry.
Ari Kuncoro mengatakan, membangun infrastruktur tidak boleh menghitung untung dan rugi. "Tidak ada ayam dan telur soal mana duluan, infrastruktur atau kegiatan ekonomi. Infrastruktur harus lebih dulu untuk menarik investasi dan menggerakkan ekonomi," papar Ari.
Meskipun "terbebani" dengan Tol Sumatera, namun tidak akan mengganggu Hutama Karya. "Kewajiban kepada kreditor sudah pasti terbayar karena ada jaminan pemerintah," ujar Bintang.
Dia menyebutkan, pada tahun 2018, PT HK membukukan penjualan bersih Rp 34,3 triliun dan laba bersih Rp 2,2 triliun. Sejak 2014, laba bersih PT HK terus meningkat. Pada tahun 2014, penjualan dan laba bersih, masing-masing, Rp 5,7 triliun dan Rp 140 miliar. Aset perusahaan pun terus melonjak. Dia yakin, ke depan kinerja perusahaan akan jauh lebih bagus.
Jadi kalau ingin melihat murah atau mahal membangun Tol Sumatera, tergantung dari sisi mana kita melihat. Tapi yang jauh lebih penting adalah membangun infrastruktur lain di sekitar jalan tol, misalnya kawasan industri. Agar tol menjadi lebih berperan dalam kegiatan ekonomi.
Sebab Tol Sumatera ini bisa menempatkan Indonesia bagian dari Asian Highway Network, jaringan transportasi darat berbentuk jalan raya bebas hambatan berstandar internasional sepanjang 141.000 km yang melintas di 32 negara di Asia dan Eropa. Pergerakan barang dan orang dari Jawa dan Sumatera bisa lebih cepat ke negara lain.