Kuartal III-2021, BTN Dapat Tambahan KPR FLPP 18.500 Unit Rumah

Akad Massal KPR BTN.
Sumber :
  • Dokumentasi BTN.

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memutuskan untuk memberikan tambahan kuota kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi kepada PT Bank Tabungan Negara Tbk. Tambahan itu dalam skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 18.500 unit pada kuartal III-2021. 

Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar mengungkapkan, dengan tambahan tersebut, total kuota KPR FLPP yang didapat BTN dari Pemerintah sebanyak 104.562 unit.

“Karena tambahan kuota ini memang kami perlukan di tengah permintaan yang cukup tinggi terhadap pembiayaan rumah subsidi,” ujar di Jakarta, dikutip dari keterangannya, Senin, 9 Agustus 2021.
 
Hirwandi menjabarkan, tambahan kuota itu akan dioptimalkan untuk pembiayaan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Karena itu, kinerja akan digenjot untuk mencapai target tersebut.

Baca juga: Jokowi: Saya Tidak Mau Dengar Lagi Ada Suap

Penambahan kuota akan dialokasikan untuk BTN Syariah sebanyak 3.500 unit. Hingga akhir Juli 2021 BTN telah menyalurkan KPR FLPP sebanyak 76.381 unit. Dari jumlah tersebut BTN Syariah berhasil menyalurkan pembiayaan FLPP sebanyak 14.202 unit. Sedangkan hingga akhir tahun 2021 potensi penyaluran KPR subsidi bisa mencapai 64.654 unit. 

“Kami berharap pada kuartal IV-2021 Pemerintah akan menambah lagi kuota KPR FLPP sebanyak 36.500 unit. Hal ini sesuai dengan permintaan dan potensi penyaluran KPR FLPP yang masih cukup tingga hingga akhir tahun ini,” tegas Hirwandi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, KPR FLPP memegang peranan penting dalam menyukseskan Program Satu Juta Rumah yang diinisiasi pemerintah Presiden Joko Widodo. Karenanya program tersebut jadi salan satu prioritas BTN.

"Kami akan terus berinovasi, bersinergi, serta melakukan pembenahan dan efisiensi dalam proses penyaluran KPR FLPP,” tegasnya.

Beberapa pengembangan yang dilakukan antara lain inovasi digital dari sisi proses bisnis agar layanan perbankan yang diberikan kepada nasabah dapat lebih efektif dan efisien. Terlebih, di masa pandemi ini keterlibatan teknologi sangatlah penting guna membantu  penerapan protokol kesehatan khususnya untuk meningkatkan pelayanan pelanggan. 

Sebagai informasi, hingga semester I-2021, BTN mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 5,59 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp251,83 triliun menjadi Rp265,9 triliun.  

Pertumbuhan tersebut tercatat berada jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia merekam, pertumbuhan kredit industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 0,45 persen yoy per Juni 2021.

Sementara itu, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit BTN dengan kenaikan sebesar 11,17 persen yoy menjadi Rp126,29 triliun per semester I-2021. KPR Non-subsidi juga tumbuh perlahan di level 0,90 persen yoy menjadi Rp80,59 triliun. 

Sedangkan, kredit konsumer non-perumahan juga tercatat meningkat di level 17,47 persen yoy menjadi Rp5,43 triliun per Juni 2021.