Bicara Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM dan LPG, Dirjen Migas: Tidak Perlu Direspons Segera

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan belum membuka opsi penyesuaian harga BBM dan LPG sebagai imbas dari konflik Iran-Israel yang berpotensi menaikkan harga minyak mentah dunia.

"Sampai saat ini belum. Menurut saya sebaiknya kita step by step dalam hal kebijakan, dan dalam hal persiapan kemungkinan terburuk yang harus kita lakukan," kata Direktur Jendral Migas, Tutuka Ariadji di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa, 16 April 2024.

Menurutnya, ekskalasi konflik Iran-Israel tidak akan meninggi dan berlangsung dalam waktu lama. Karena kedua negara dan para sekutunya justru terlihat cenderung menurunkan tensi konflik.

"Karenanya dalam kebijakan, (pengambilan) keputusan jangan cepat-cepat. Saat ini kami melihat spike. Jadi kalau spike, tidak perlu direspons segera," ujarnya.

Layanan Pengantaran Bahan Bakar Minyak (BBM) Motoris Buat Pemudik (dok: Pertamina)

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Tutuka menambahkan, jika harga jual minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price (ICP) menyentuh US$100 per barel, maka subsidi dan kompensasi BBM akan meningkat menjadi Rp 249,86 triliun.

"Sementara alokasi subsidi BBM dalam asumsi APBN 2024 hanya di angka Rp 160,91 triliun," kata Tutuka.

Selain Subsidi BBM, Tutuka juga memastikan bahwa subsidi LPG pun diperkirakan bisa melebar hingga Rp 106,28 triliun, dari awalnya hanya Rp 83,27 triliun dalam asumsi APBN 2024.

Namun, Dia menegaskan bahwa hitung-hitungan tersebut masih merupakan simulasi semata, dengan menggunakan skenario premium risk. Karena menurutnya, sampai saat ini eskalasi kedua negara relatif masih bisa dikendalikan dan diperkirakan tidak akan berlangsung lama.

"Amerika mengatakan kepada Israel jangan serang balik. Syarat formal walaupun di bawah ada ya, tapi syarat formal itu memengaruhi. Kemudian Iran mengatakan sekali tembakan, dan kondisi itu membuat mereda tidak berkelanjutan,” ujarnya.