BI Pede Ekonomi RI 2024 di 5,5 Persen Meski Suku Bunga Naik 

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI, Juli Budi Winantya (kanan)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Samosir - Bank Indonesia (BI) ini telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen pada April 2024. Keputusan ini dipastikan aman dampaknya bagi perekonomian nasional.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI, Juli Budi Winantya mengatakan, meskipun BI sudah menaikkan suku bunga acuannya, pihaknya tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen pada 2024. 

"Ada beberapa dampak dari policy rate itu relatif aman. Intinya kita punya set of policy instrument, stance BI tak bisa hanya soal moneter saja. Kenapa suku bunga kita optimis? Karena nilai tukar untuk perkuat stabilitas, policy rate untuk stabilkan nilai tukar,” ujar Juli dalam acara Pelatihan Jurnalis, di Samosir, Sumatera Utara, Senin, 29 April 2024.

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Juli menjelaskan, dinaikkannya BI Rate ini dilakukan sebagai antisipasi atas hal yang tidak diinginkan, serta kebijakan forward looking bagi masyarakat ke depannya.

Dia membeberkan, saat ini pun, BI tengah menyiapkan insentif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini. BI pun optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan kuartal II-2024 akan lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2023 yang sebesar 5,04 persen. 

Sebelumnya,  Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Dengan demikian, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen dari kenaikan terakhir pada Oktober 2023. 

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu, 24 April 2024. 

Perry mengatakan, dengan dilakukannya kenaikan suku bunga acuan tersebut, maka suku bunga deposit facility naik menjadi 25 bps menjadi 5,5 persen dan suku bunga lending facility naik 25 bps di 7 persen. 

Dia menegaskan, kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025.