Pihak Asing Dicurigai Soal Kisruh Semen Indonesia di Rembang

Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, dan Ketum Badan Kerjasama BUMD Seluruh Indonesia, Arif Affandi, dalam diskusi tentang BUMN dan Serbuan Asing di Surabaya pada Jumat, 13 Januari 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id - Pihak asing dicurigai berada di balik gejolak pabrik PT Semen Indonesia (Tbk) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Ada kabar rencana pendirian pabrik semen milik asing di Kabupaten Pati dan bisa jadi keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menjadi hambatan dari kacamata bisnis.

"Saya dengar kabar ada pabrik asing yang mau berdiri di Pati. Kalau memang benar, jangan-jangan gerakan perlawanan (penolak pabrik Semen Indonesia di Rembang) itu jadi alat perusahaan asing itu," kata Ketua Umum Badan Kerjasama Badan Usaha Milik Daerah Seluruh Indonesia, Arif Affandi, dalam sebuah forum diskusi di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat, 13 Januari 2017.

Mantan jurnalis itu tidak menjelaskan rinci perusahaan asing yang berencana mendirikan pabrik semen di Pati. "Tapi itu baru dugaan. Mudah-mudahan tidak benar. Kita berbaik sangka saja, semoga perjuangan masyarakat (penolak Semen Indonesia) itu betul-betul untuk masyarakat," kata Arif.

Polemik Semen Indonesia di Rembang, kata dia, sebetulnya sudah lama. Hal yang dipersoalkan adalah tentang lahan dan dampak lingkungannya. "Mulai saya jadi wartawan dulu di Jawa Tengah tahun 1990-an, Semen Indonesia sudah ada polemik dengan masyarakat. Sekarang di Rembang," ucapnya.

Namun, katanya, masyarakat juga perlu berpikir panjang tentang masa depan bangsa Indonesia, terutama dalam menghadapi industrialisasi global. "Satu sisi kita ingin negara ini maju, ada yang dibanggakan, tapi di sisi lain selalu ada yang meriwuki (meributkan)," ujar Arif.

Semen Indonesia, menurutnya, satu di antara sedikit BUMN yang patut dibanggakan karena kontribusinya yang besar bagi Indonesia. "Semen Indonesia ada pabriknya di Vietnam. Telkomsel juga ada di Timor Leste. BUMN Karya, seperti Waskita, juga mengerjakan beberapa proyek di Arab Saudi," ujar Arif.

Mantan Direktur Utama PT Panca Wira Usaha (PWU), BUMD Pemprov Jawa Timur, itu mengatakan bahwa masyarakat harus memahami bahwa beban tugas BUMN lebih besar dibandingkan perusahaan swasta. "Kalau swasta murni profit. Bagaimana caranya terus mengembangkan kapitalisasi," katanya.

Sementara BUMN, kata Arif, memiliki tugas sebagai alat pemerintah untuk pendapatan negara. "Termasuk BUMD, kalau ketemu DPR yang ditanya pertama kali pasti berapa pendapatannya untuk negara. Sudah setor berapa?" katanya.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, mengatakan bahwa kebutuhan dalam negeri atas produksi semen semakin meningkat. Di Indonesia, kini ada 13 pabrik semen berdiri, termasuk Semen Indonesia. "Terlebih pembangunan infrastruktur sekarang digenjot pemerintah," ujarnya.

Hal yang perlu digarisbawahi, katanya, upaya peningkatan ekonomi Indonesia dilandasi semangat nasionalisme. "Maka cintailah produk-produk Indonesia. Bagaimana mengenalkan produk Indonesia. Mengenalkan mudah, yaitu meningkatkan kualitas dan harganya dibikin lebih murah dari produk asing," kata Saifullah.

Pabrik Semen Indonesia jadi polemik di Rembang setelah Mahkamah Agung mencabut izin lingkungan BUMN itu beberapa waktu lalu. Sejumlah orang melakukan aksi beberapa kali menolak pabrik Semen Indonesia agar behenti beroperasi. Tapi diam-diam Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menerbitkan izin baru. Pro dan kontra masih berlangsung hingga kini.

 

(ren)