Mane Pernah Belot ke Liverpool Sekaligus Taruhkan Nyawa Demi Senegal

Sadio Mane (kanan) saat membela Timnas Senegal
Sumber :
  • Twitter/@SMane_Officiel

VIVA Bola – Bintang anyar Bayern Munich, Sadio Mane, mengakui bahwa dia pernah membelot dari keputusan Liverpool sekaligus mempertahankan nyawanya saat sedang bermain untuk Timnas Senegal di Piala Afrika 2021 yang digelar pada awal tahun 2022.

Namun, keberaniannya dalam menentang hal tersebut, Mane berhasil mengantarkan Timnas Senegal juara Piala Afrika 2021 usai mengalahkan Mesir di laga final melalui drama adu penalti. Mane yang mencetak tiga gol di turnamen tersebut, juga sukses dinobatkan sebagai pemain terbaik.

Salah satu gol Mane tercipta dalam kemenangan 2-0 Teranga Lions atas Tanjung Verde di babak 16 besar. Akan tetapi, pemain berusia 30 tahun itu harus diganti tak lama setelah gol tersebut menyusul benturan keras dengan kiper Tanjung Verde, Vozinha, tepat sebelum dia melakukan riak di depan gawang.

Bomber Senegal dan Liverpool Sadio Mane bersama Vozinha

Photo :
  • Tangkapan layar @sadiomaneofficiel

Insiden itu membuat Mane diragukan tampil dalam laga perempatfinal antara Senegal melawan Guinea Khatulistiwa, karena dia harus menjalani protokol cedera gegar otak. Makanya, Liverpool menulis surat kepada FIFA untuk memastikan bahwa Mane tidak main.

Namun, eks pemain Southampton itu membelot terhadap kebijakan klubnya dan mengungkapkan bahwa dia bersedia meneken kontrak yang membebaskan semua orang dari tanggung jawab jika dia bermain dan sesuatu yang buruk terjadi padanya dengan bersedia mempertaruhkan nyawanya untuk bermain membela negaranya.

Winger Liverpool, Sadio Mane rayakan gol.

Photo :
  • twitter.com/LFC

"Ketika saya cedera melawan Tanjung Verde dan saya mengalami cedera geger otak, saya tidak pernah membicarakan hari itu," kata Mane kepada Direct Soccer France, dikutip Goal.

"Liverpool menekan federasi dan menulis surat kepada FIFA bahwa saya setidaknya membutuhkan istirahat lima hari sehingga saya harus melewatkan perempatfinal. Dokter timnas kita juga harus mengikuti aturan itu."

"Ketika mereka mengatakan kepada saya, saya menelepon pelatih dan mengatakan kepadanya, 'Dokter tidak ingin saya bermain, tapi Anda harus menempatkan saya di sebelas pertama'."

"Saya menelepon presiden federasi dan mengatakan kepadanya bahwa kami perlu mengadakan pertemuan karena saya harus bermain. Saya bisa menyerahkan hidup saya. Saya berkata, 'Saya tahu saya seharusnya tidak bermain, tetapi biarkan kami memiliki kontrak. Ini akan menjadi tanggung jawab saya, saya akan menandatangani'. Jika saya mati, mereka harus mengatakan itu salah saya. Bukan salah siapa-siapa."

"Mereka bilang, 'Sadio, kamu tidak bisa bermain' tapi saya bilang, 'tidak, tidak, itu tidak mungkin'. Saat itu, sekitar jam 1 atau 2 pagi, semua orang panik dan saya berkata, 'pelatih, saya tahu bahkan Anda takut. Tulis saja surat yang mengatakan saya bermain secara sukarela jika saya mati atau apapun yang terjadi'. Semua orang tegang."

"Saya tidak menandatangani surat itu tetapi mereka akhirnya berkata, 'tidak, tidak, itu tidak mungkin' tetapi saya siap melakukannya sehingga dokter berkata, 'Oke, mari kita lakukan pemindaian di pagi hari di pertandingan'. Paginya, kami lakukan scan, kami kirimkan ke Konfederasi Sepakbola Afrika, mereka periksa ke dokter, tidak terjadi apa-apa, jadi dokter bilang, 'Oke, kamu bisa bermain' karena melihat saya menandatangani kertas yang sepertinya rumit juga bagi dia. Syukurlah, semuanya berjalan dengan baik," ungkap Mane.

Senegal akhirnya menang 3-1 atas Guinea Khatulistiwa, dengan Mane tampil 90 menit penuh dan mencetak satu assist. Kemudian, Mane menciptakan satu gol dan satu assist di laga semifinal dalam kemenangan 3-1 atas Burkina Faso.