Pemain Positif COVID-19, Klub Liga 1 Diwanti-wanti Jaga Prokes

Duel Persela vs Persik di Piala Menpora 2021.
Sumber :
  • Instagram/@perselafc

VIVA – Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), Sudjarno mewanti-wanti klub untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat di lingkungannya.

Teranyar ada kabar pemain Persela Lamongan, Ahmad Bustomi yang dinyatakan positif COVID-19. Ini tentu akan jadi masalah bagi kelangsungan Liga 1 2021 jika terus dibiarkan.

Diakui Sudjarno, pihaknya dan juga PSSI memang tak bisa mengawasi secara penuh bagaimana klub menerapkan prokes ketika masa persiapan. Tapi seharusnya klub merasa punya tanggung jawab.

"Memang PSSI dan LIB tidak bisa menjangkau klub secara 24 jam utuh. Artinya sekarang yang paling penting sebelum kick off jadi tugas klub menjaga prokes di lingkungannya," kata Sudjarno dalam konferensi pers virtual, Selasa 29 Juni 2021.

Jika klub tidak bisa menjaga ini, ketika Liga 1 2021 berlangsung dengan sistem bubble to bubble, mereka sendiri akan terkena masalah.

Sebab PT LIB bakal menerapkan prokes yang ketat. Para pemain ketika hendak berangkat ke daerah lokasi pertandingan harus dipastikan negatif COVID-19.

Begitu tiba di hotel, mereka akan menjalani tes kembali. Tujuannya agar tidak terjadi klaster baru dari sepakbola Indonesia.

"Ini yang jadi kunci. Kalau tidak bisa menerapkan prokes ketat di klub, ketika berangkat ke bubble to bubble itu bisa jadi masalah," tuturnya.

"Kita sudah punya Satgas COVID di kompetisi dalam hal ini saya jadi Kasatgas-nya. Ketika mereka sudah di klaster permainan betul-betul kami screening. Mulai dari berangkat sampai tiba di hotel ada tes swab antigen yang dilakukan."

Untuk kasus Bustomi, disarankan Sudjarno kepada Persela untuk menginstruksikan tim dokter berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 setempat. Sehingga mendapatkan cara terbaik untuk menghindari penyebaran ke anggota tim lainnya.

"Yang di Lamongam disampaikan kena, tolong ditangani dengan baik. Koordinasi antara tim dokter dengan Satgas COVID daerah, bagaimana cara terbaiknya supaya tidak jadi klaster. Klub punya tanggung jawab penuh untuk menjaga prokes masing-masing," ujar Sudjarno.