Legenda Timnas Minta Boaz Lebih Dimaksimalkan

Boaz Solossa Saat Pertandingan Persipura Melawan East Bengal
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - Striker Boaz Solossa layak menjadi tumpuan timnas Indonesia untuk mengalahkan Turkmenistan, Kamis, 28 Juli 2011. Pelatih Timnas, Wim Rijsbergen diharapkan mampu memaksimalkan peran pemain Persipura Jayapura tersebut.

Hal ini disampaikan oleh mantan striker timnas Indonesia, Risdianto. Pria kelahiran Pasuruan, Jawa Timur, 61 tahun lalu itu menilai, pergerakan Boaz yang punya daya jelajah cukup jauh terbukti mampu merepotkan bek-bek lawan.

"Boaz bermain bagus di leg pertama, dia mau menjemput bola dan juga bergerak ke berbagai sektor. Ini membuat pemain lawan sulit untuk menghadangnya," kata Risdianto saat dihubungi VIVAnews, Rabu, 27 Juli 2011.

"Perannya harus lebih dimaksimalkan lagi. Berikan dia bola-bola daerah. Dengan kecepatan yang dimilikinya, Boaz bakal merepotkan pertahanan lawan," lanjut pria yang membela Indonesia pada Pra Piala Dunia 1974 itu. 

Timnas Indonesia akan menjamu Turkmenistan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Juli 2011. Pertandingan ini merupakan leg kedua babak kedua Pra Piala Dunia (PPD) 2014 zona Asia.

Di leg pertama Indonesia berhasil menahan imbang tuan rumah Turkmenistan 1-1 saat berlaga di Stadion Olympic, Asghabat, Sabtu  lalu. Untuk melaju ke babak selanjutnya, Indonesia hanya butuh hasil imbang 0-0 di leg kedua.

"Di leg pertama Indonesia tidak terlalu baik di babak pertama. Namun di babak kedua, permainan Indonesia mulai menunjukkan banyak kemajuan. Saya pikir permainan Indonesi lebih baik lagi karena pertandingan akan digelar di lapangan yang lebih baik dari leg pertama," beber Risdianto.

Lebih lanjut, Risdianto menilai kunci permainan timnas sebenarnya adalah pada asisten pelatih Rahmad Darmawan. Sebab, dibanding pelatih baru Rijsbergen, RD lebih mengenal karakter pemain-pemain Tim Merah Putih.

"Sebagian besar pemain timnas sudah pernah ditangani oleh Rahmad. Jadi menurut saya, dengan waktu persiapan yang sangat singkat, sosok Rahmad sangat berperan dalam mengatur pola permainan timnas," kata Risdianto.

Risdianto merupakan salah seorang striker legendaris Indonesia. Pria yang akrab disapa Ris itu sempat tampil di Pra Piala Dunia 1972. Sayang, mantan pemain Warna Agung itu gagal membawa timnas melewati babak kualifikasi.

Risdianto juga pernah menjajal kekuatan tiga klub elit dunia, yakni Manchester United (Inggris), Ajax Amsterdam (Belanda), dan Santos (Brasil). Bahkan saat menjajal Santos yang diperkuat oleh Pele pada 1972, Risdianto mampu memborong dua gol Indonesia sebelum akhirnya menyerah kalah 2-3. (eh)