Virus Corona, Eriksson Khawatir Klub Sepakbola Akan Bangkrut

Sven-Goran Eriksson
Sumber :
  • mexifut.files.wordpress.com

VIVA – Mantan manajer Timnas Inggris, Sven-Goran Eriksson memperingatkan klub Premier League akan mengalami kebangkrutan, jika tidak melakukan pemotongan gaji. Saat ini kompetisi di Premier League sedang ditunda karena adanya pandemi virus corona COVID19. 

Akibat ditundanya kompetisi, keuangan klub pun mulai goyah. Apalagi pemasukan utama mereka dari penjualan tiket, tidak berjalan. 

Para pemain di Premier League harus memperlihatkan hati nuraninya, bahwa gaji mereka bisa menjadi masalah bagi klub nantinya. Eriksson pun setuju jika ada pemotongan gaji, demi membantu keuangan klub. 

"Kita semua harus membayar sesuatu. Hidup tidak seperti dulu," kata Eriksson dikutip dari ESPN. 

"Di Swedia saya mendukung tim divisi tiga, Torsby dan tidak ada uang sponsor masuk. Klub memecat para pekerja mereka," tambahnya. 

Menurut Eriksson, para pemain harus rela dipotong gajinya. Sebab, bagaimana pemain akan mendapatkan gaji mereka secara utuh, jika tidak ada penjualan tiket dan sponsor. 

"Klub sekarang beroperasi sehari-hari, bukan setiap bulan. Jadi jika tidak ada pertandingan sepakbola, tidak akan ada sponsor dan klub sulit membayar dengan normal. Sangat sulit untuk mengatakan apa yang harus dilakukan para pemain di Premier League. Klub-klub besar yang bermain di Eropa mungkin punya uang," jelasnya. 

"Tapi bagaimana dengan divisi Championship, Leagues One dan Two. Jika tidak ada uang dari penjualan tiket, sponsor dan hak siar. Maka beberapa diantara mereka akan bangkrut, jika masih harus tetap membayar gaji," katanya. 

Di sisi lain, pria berusia 72 tahun mengatakan, sepakbola akan menjadi barometer untuk memberikan tanda bahwa kehidupan kembali berjalan normal. Sebab, sepakbola adalah olahraga terbesar di dunia dan tidak akan pernah mati.

Baca juga

Diincar 2 Raksasa Spanyol, Napoli Naikkan Harga Fabian Ruiz

Masa Depan Bukan di Arsenal, Dani Ceballos Ingin Pulang ke Madrid

Pelatih Belgia Heran dengan Pengamat yang Kritik Romelu Lukaku?