'Suporter Sekarang Enak Sekali'

Aksi Aremania saat memberi dukungan
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Mantan dirigen Aremania, Sam Elkepet bercerita mengenai masa lalunya memberi dukungan untuk Arema FC. Sejak tahun kelahiran tim berjuluk Singo Edan, yakni 1987, dia sudah setia mengawal.

Pahit dan manis memberi dukungan kepada Arema FC, baik di kandang maupun tandang sudah dirasakan. Dari sana, kemudian dia melihat perbandingannya dengan sekarang.

Salah satunya dalam urusan membeli merchandise original tim. Aremania yang ada hampir di seluruh daerah Indonesia tidak lagi kesulitan untuk memilikinya.

Klub-klub Liga 1, termasuk Arema FC sudah menjalin kerja sama dengan aplikasi daring. Salah satunya official store mereka di Shopee. Keistimewaan ini yang tak didapat di era Sam Elkepet.

"Suporter sekarang ini enak sekali. Apa-apa bisa dibeli daring, salah satunya Shopee. Apalagi kalau tiket juga bisa dibeli, karena masalah di Malang ini, tiket sering jadi sumber masalah. Apalagi pertandingan besar," kata Sam Elkepet kepada wartawan, Sabtu 9 November 2019.

Permintaan merchandise original Arema FC memang sangat besar. Itulah sebabnya manajemen mulai serius menggarap Arema FC Store dalam dua tahun terakhir.

"Alhamdulillah kita baru dua tahun, peningkatan penjualan merchandise original lancar dan sangat diterima oleh suporter. Dahulu mereka susah untuk cari yang original," ujar Tjiptadi.

Tjiptadi selaku manager store bercerita grafik penjualan mereka selalu naik setiap tahun. Kesadaran suporter dalam memberi dukungan kepada klub melalui pembelian merchandise sudah terbangun.

Sam Elkepet punya cerita versi sendiri untuk hal ini. Menurut dia, Aremania memiliki gengsi yang tinggi. Ketika ada teman yang menggunakan merchandise palsu, tak jarang jadi bahan ledekan.

"Kalau yang saya lihat sekarang ini kesadarannya sangat tinggi, karena gengsi. Arek Malang ini, gengsinya ini tinggi. Kayak gini lho, kita pakai barang tidak original jadi bahan tertawaan," tuturnya.

"Salah satu contohnya saya baca berita, Arema FC putus kontrak apparel karena tidak bisa menyediakan barang sesuai permintaan yang besar," tambah Sam Elkepet.