Masyarakat Minati Radiasi Nuklir untuk Awetkan Pangan

Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, M. Nasir.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat.

VIVA – Badan Tenaga Nuklir Nasional resmi meluncurkan fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih atau IGMP. Fasilitas ini terletak di kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan.

Fungsi iradiator yakni sebagai fasilitas pengawetan bahan makanan, obat, kosmetik, dan sterilisasi alat kesehatan. Dengan menggunakan iradiator, bakteri pembusuk pada bahan makanan akan mati sehingga memperpanjang masa penyimpanan.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir menegaskan fasilitas iradiator punya nilai ekonomi yang tinggi jika dimanfaatkan oleh masyarakat. Seperti makanan atau bahan pokok yang ketahanannya rendah, bisa menjadi lama dengan diradiasi nuklir.

"Saya sangat berharap, dengan nilai tambah yang sangat tinggi ini, manfaat bagi masyarakat didapat dengan baik," ujar Nasir usai peluncuran IGMP dan Laboratorium Radioisotop dan Radiofarmaka, di Serpong, Tangerang, Rabu 15 November 2017.

Nasir mengungkapkan, dengan potensi dari radiasi nuklir bisa mengawetkan makanan, membuat masyarakat yang tertarik menggunakannya. Dia mengatakan, beberapa daerah meminta agar iradiator gamma juga dibangun di tempat mereka.

"Setelah kami informasikan awal, sebelum diresmikan oleh Pak Wapres, yang tertarik terhadap iradiator gamma adalah, Jawa Tengah Semarang, Surabaya dan Makassar," kata Nasir.

Kepala Batan, Djarot S. Wisnubroto menjelaskan, IGMP didesain dengan kapasitas 2 mega curie (Mci) yang mampu melakukan radiasi 123 meter kubik per hari.

"Kapasitas ini dirasa belum memenuhi seluruh kebutuhan iradiasi produk, makanan atau obat herbal di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, di Indonesia, baru ada 2 fasilitas iradiasi sejenis, yakni milik Batan dan milik swasta," ujar Djarot.

Keuntungan dari pemanfaatan IGMP adalah proses efektif, dapat membunuh bakteri pembusuk, tidak ada residu kimia beracun, tidak merusak kandungan gizi pada bahan pangan, bisa untuk produk kemasan, dan dapat digunakan untuk sterilisasi, serta aman dikonsumsi, karena pemberian dosis radiasi telah sesuai dengan Permenkes Nomor 701/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Pangan Radiasi.

IGMP merupakan karya anak bangsa dengan kandungan lokal lebih dari 84 persen. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah mampu menguasai teknologi baik desain, pembangunan dan pengoperasian fasilitas nuklir.