Manusia Pertama di Mars Harus Perempuan, Apa Alasannya?

Chief Space Vehicle Mockup Facility NASA, Allison McIntyre
Sumber :
  • www.bbc.com

VIVA – Kaum hawa di Badan Antariksa Amerika Serikat berharap mereka diberikan kesempatan yang lebih dalam misi eksplorasi antariksa. Salah satu dari pekerja perempuan di NASA mengharapkan, nantinya manusia pertama yang menjejakkan kakinya di Planet Mars adalah perempuan. 

Keinginan itu merupakan hal wajar. Sebab sudah lama perempuan absen dalam terobosan di antariksa. 

Kejayaan wanita dalam misi antariksa berlalu. Lebih dari setengah abad lalu, Rusia telah mengirimkan perempuan pertama di dunia di antariksa. Kemudian 40 tahun lalu, NASA untuk pertama kalinya menyeleksi astronaut pertama. 

Namun kejayaan kaum hawa di antariksa itu masih kalah dengan kaum adam. Astronaut yang terbang mayoritas adalah pria. Bahkan, manusia yang mencatatkan sejarah mendarat di Bulan, semuanya pria.

Padahal, dikutip dari BBC, Selasa 17 April 2018, kemampuan kaum hawa dalam bidang antariksa setara dengan kaum adam. Buktinya, beberapa posisi penting di NASA diisi oleh wanita. Sebut saja Gioia Massa (Manajer Proyek Viggie Lab Kennedy Space Center NASA), Emily Nelson (Flight Director Johnson Space Center NASA), sampai Misty Snopkowski (Pengendali pengiriman astronaut di Kennedy Space Center NASA)

"Direktur pusat saya adalah perempuan, mantan kepala divisi saya juga perempuan. Kami punya astronaut perempuan, tapi kami belum mengirimkan perempuan di Bulan. Dan saya pikir orang pertama di Mars seharusnya adalah perempuan," jelas Chief Space Vehicle Mockup Facility NASA, Allison McIntyre. 

Suara senada disampaikan oleh astronaut perempuan NASA yang telah berpengalaman di Stasiun Antariksa Internasional, selama lebih dari enam bulan, Karen Nyberg. 

Dia mengatakan, saat terpilih menjadi astronaut pada 2000, kala itu dia berpikir akan menjadi astronaut yang bisa pergi ke Bulan. Namun sayangnya hal itu tak terjadi. Sampai saat ini belum ada misi berawak yang mendarat ke Bulan. 

Namun demikian, Nyberg meyakini suatu saat nanti perempuan akan mencetak sejarah di dunia antariksa, termasuk kaum hawa berjalan di permukaan Bulan. 

"Itu akan terjadi. Ada banyak politik, dana diperlukan. Jadi ini memang benar-benar berat untuk bisa lebih cepat terwujud. Pada akhirnya itu akan terjadi," kata dia. 

Sedangkan Nelson setuju untuk memikirkan kembali, bagaimana memprioritaskan perempuan dalam misi antariksa. Menurutnya, kegagalan mengirimkan perempuan ke Bulan merupakan refleksi perubahan prioritas dalam industri luar angkasa.