Pasien Kanker Otak Diobati Vaksin Polio, Hasilnya Tokcer

Seorang anak di Pakistan mendapat vaksin polio.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA – Peneliti Amerika Serikat menjalankan terapi aneh untuk pasien kanker otak tingkat lanjut. Mereka memberikan vaksin polio kepada pasien kanker tersebut dan hasilnya pasien punya tingkat harapan kehidupan yang lebih baik.

Hasil eksperimen ini menunjukkan, 21 persen pasien kanker otak tingkat lanjut yang diobati dengan vaksin polio modifikasi, masih hidup setelah tiga tahun. Sedangkan pasien yang sama tapi mendapatkan terapi standar, hanya 4 persen pasien yang selamat setelah tiga tahun.

Temuan yang dipublikasikan secara daring di New England Journal of Medicine itu merupakan pembaruan terbaru pada vaksin kanker uji coba yang dikembangkan di Duke Cancer Institute di Durham, Carolina Utara, Amerika Serikat. Pasien dengan glioblastoma atau tumor otak primer ganas adalah bentuk kanker otak yang mematikan.

Dikutip dari laman Reuters, Kamis 28 Juni 2018, peneliti menyebutkan kebanyakan pasien yang menderita glioblastoma mengalami kambuh setelah pengobatan. Kelangsungan hidup rata-rata adalah 12 bulan. Perawatan biasanya meliputi beberapa operasi, kemoterapi, radiasi dan perawatan yang ditargetkan.

Uji coba vaksin melibatkan pengobatan polio yang dimodifikasi secara genetik. Kemudian dimasukkan ke tumor otak melalui kateter yang ditanam secara bedah. Vaksin bekerja dengan memprovokasi sistem kekebalan tubuh, secara khusus menargetkan sel-sel tumor.

Uji coba tahap pertama dirancang untuk menemukan dosis yang aman. Melibatkan 61 pasien yang diobati dengan vaksin virus polio, mengalami kemajuan dibandingkan dengan sejarah pasien yang sama namun diobati dengan terapi standar. Beberapa pasien yang menerima dosis vaksin yang lebih tinggi mengalami pembengkakan dan kejang otak. Lalu sebagian besar dosis mereka dikurangi.

Uji coba vaksin menunjukkan efek dramatis pada beberapa pasien. Dua yang tersisa hidup setidaknya 69 bulan. Tetapi sebagian besar tidak bermanfaat dan 69 persen memiliki efek samping yang disebabkan oleh vaksin.

Sebanyak 61 pasien diketahui masih hidup dalam jangka waktu 12,5 bulan. Rata-rata kelangsungan hidup secara keseluruhan mencapai 11,3 bulan pada kelompok kontrol. Sedangkan pasien yang masih hidup dalam jangka dua tahun adalah dampak vaksin kanker yang sudah terlihat jelas.

Dalam jangka dua tahun, 21 persen pasien yang diobati dengan vaksin polio, dilaporkan masih hidup, berbeda dengan 14 persen dari kelompok kontrol. Angka itu tetap stabil pada tiga tahun. 21 persen dari pasien vaksin masih hidup, dibandingkan dengan 4 persen dari kelompok kontrol.

“Mirip dengan banyak imunoterapi. Tampak bahwa beberapa pasien tidak merespons untuk satu alasan atau lainnya. Tetapi jika mereka menanggapi, mereka sering menjadi korban jangka panjang,” ujar salah satu peneliti tersebut, Annick Desjardins.

Desjardins dan beberapa peneliti memegang paten untuk perawatan tersebut dan melisensikan metode ini ke perusahaan rintisan, Istari Oncology. Studi tahap dua saat ini diketahui sedang berlangsung.