Listrik dari Hidrogen ala Ilmuwan Perempuan RI, Bisa Backup Server

Eniya Listiani Dewi, perempuan pertama penerima BJ Habibie Technology Award
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Tahun ini BJ Habibie Technology Awards 2018 memberikan penghargaannya kepada Eniya Listiani Dewi. Eniya merupakan perempuan pertama yang meraih penghargaan prestisius ilmuwan tersebut.

Dia menyabet penghargaan tersebut setelah mengerjakan riset material energi baru hidrogen yang diubah menjadi listrik. 

Eniya menjelaskan, bahan baku penelitian ini bisa dari beberapa material seperti gas metanol air yang diubah menjadi hidrogen. Baru setelahnya hidrogen direaksikan bersama dengan oksigen.

"Direaksikan dengan oksigen baru menghasilkan listrik. Yang saya bangun adalah generator pengubah gas hidrogen menjadi listrik. Susunannya seperti aki," ujar Eniya di Jakarta, Selasa 10 Juli 2018. 

Fuel Cell, alat yang ia kembangkan itu, bisa digunakan pada kendaraan dan rumah. Saat diujicobakan, alat itu diisi dua liter hidrogen per jam dan menghasilkan 1.000 watt hingga 2.500 watt listrik. 

Ia mengaku mengerjakan proyek ini sejak 2004 dengan memulai mengembangkan komponen kecil-kecilan. Eniya mengerjakan mulai dari riset hingga teknisnya. Namun, ia mengakui temuannya itu belum selesai 100 persen.

"Dari ketahanannya, untuk dipakai puluhan jam. Sekarang dipakainya backup server, pemakaiannya cuman per termin. Bukan terus-menerus," ujarnya. 

Dari dulu ia bermimpi untuk menciptakan Kota Hidrogen, agar semua sumber daya energi listrik berasal dari hidrogen. Dengan memenangi BJ Habibie Technology Awards ini, Eniya menyatakan sebagai langkah kecil untuk mewujudkan mimpinya.

Salah satunya dengan mengubah pola pikir untuk membangun aplikasi yang baik, termasuk untuk mau mengeluarkan sejumlah uang besar guna mewujudkannya. 

"Ke depannya harus berkumpul dengan berbagai sumber daya manusia. Sehingga menghasilkan satu langkah yang besar itu untuk mewujudkan impian saya," tuturnya.