2 Pola dalam Perang 'Pilpres' di Media Sosial

Sorot Facebook - Media Sosial Facebook
Sumber :
  • REUTERS/Philippe Wojazer

VIVA – Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi menyebutkan terjadi dua pola dalam perang di media sosial. Keduanya adalah pola mention dan retweet.

Ia menuturkan, selain soal tanda pagar atau hastag dan robot buzzer, wujud perang media sosial capres dan cawapres yang muncul yaitu artikel, meme dan video.

"Pola mention itu pola perang, dan retweet adalah satu isi kepala. Mereka menggunakan akun anomin alias tidak pakai nama asli, serta tujuannya mencari pembenaran bukan kebenaran," kata Ismail di acara Indonesia Lawyers Club yang berjudul 'Kampanye Belum, Perang Socmed Sudah Dimulai', Selasa, 21 Agustus 2018.

Selain itu, ia mengatakan pola Pilpres 2019 ini mirip dengan Pilpres Amerika Serikat pada 2016, khususnya terkait berita palsu alias hoax atau fake news, yang ujung-ujungnya mencari pembenaran.

"Di sana kemudian dibentuk inisiatif antihoax. Andai ada berita hoax maka mereka mencari ke lapangan untuk menemukan kebenaran. Kalau di sini berbasis komunitas, dan mencari sumber utamanya dari media," ungkapnya.

Selain itu, Ismail juga menyebut ciri-ciri dari robot polling, di mana bisa teridentifikasi dari pola yang tak natural dalam sebuah voting polling.

Robot polling yang bekerja akan terlihat dengan proses cepat voting yang dilakukan secara cepat. Dalam waktu singkat serangan robot voting dengan akun robot dilakukan pada saat yang sama pula.