Belasan Spesies Tikus Baru Ada di Sulawesi

Tikus.
Sumber :
  • dw

VIVA – Empat belas spesies tikus baru telah ditemukan di Sulawesi berdasarkan karakteristik fisik dan urutan DNA setelah survei selama satu dekade.

Penemuan ini menandakan mereka sebagai mamalia baru terbesar. Tikus adalah kelompok mamalia yang beragam yang hingga saat ini mempunyai 461 spesies dan tersebar hampir di seluruh dunia.

Penemuan 14 spesies tikus baru tersebut dilakukan oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh ahli mamologi Jake Esselstyn dari Universitas Negeri Louisiana, Amerika Serikat (AS).

"Ini adalah penemuan yang menarik tapi terkadang membuat frustrasi. Biasanya kami menemukan satu spesies baru pada satu waktu dan ada sensasi besar yang datang darinya," kata Esselstyn, seperti dikutip dari situs Daily Mail, Selasa, 21 Desember 2021.

Keempat belas spesies tikus baru itu berasal dari genus Crocidura, merupakan bagian dari keluarga tikus bergigi merah yang disebut Soricinae.

Dalam genus khusus ini, 14 spesies sudah dipisahkan menjadi lima kelompok yaitu ekor panjang, rhoditis, bertubuh kecil, ekor tebal, dan biasa.

Informasi genetik dan petunjuk morfologi membantu para peneliti memisahkan tikus menjadi spesies yang berbeda. Perbedaan warna adalah indikator fisik yang kuat serta panjang dan ketebalan bulu.

Secara morfologis, peneliti menemukan perbedaan pada tubuh untuk membedakan spesies, termasuk ukuran tubuh menyeluruh dan beberapa rasio.

Esselstyn juga mengaku menemukan tiga spesies yang memiliki ekor sangat panjang yang sangat menarik, yaitu C. elongata, C. quasielongata, dan C. microelongata. Semuanya memiliki proporsi tubuh yang sangat mirip.

Para ilmuwan termasuk Esselstyn mulai menangkap tikus di Sulawesi pada 2010 bersama Anang Achmadi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Jawa Barat. Mereka kemudian menyadari bahwa ada terlalu banyak spesies yang tidak terdokumentasi.

Secara total, kelompok tersebut menjebak dan memeriksa data genetik dan morfologi dari 1.368 tikus antara 2010 hingga 2018. Para peneliti menemukan keberadaan 21 spesies celurut di Sulawesi dan hanya tujuh di antaranya yang sudah dikenali.