Peluncuran iPhone 13 Dalam Bahaya

iPhone 12 vs iPhone 13 (ilustrasi).
Sumber :
  • GSMArena.com

VIVA – Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Apple mengumumkan acara peluncuran iPhone 13 secara virtual akan berlangsung pada Selasa, 14 September pukul 10.00 Pacific Time (PT) atau Rabu, 15 September 2021 pukul 00.00 WIB.

Pembuat casing Spigen memberi kita sekilas penampakan dari iPhone 13. Desainnya pernah kita lihat dalam dua kebocoran terpisah sebelumnya, menyematkan kamera ganda yang ditempatkan secara diagonal ke sebuah pulau persegi di atas sudut kiri.

Dikutip dari situs The Verge, rumor menunjukkan bahwa iPhone 13 akan sangat mirip dengan iPhone 12, tetapi memiliki poni atau notch yang lebih kecil dan tampilan refresh rate yang tinggi pada semua atau sebagian besar model.

Perangkat keras pada ponsel baru ini juga dapat menyertakan MagSafe yang lebih besar, layar yang selalu aktif dan warna baru, serta opsi penyimpanan yang lebih sedikit.

Apple juga membawa prosesor A-series terbaru. Di sisi fotografi kemungkinan juga akan menerima peningkatan. Peningkatan kinerja untuk kamera ultrawide akan membawa zoom optik yang lebih baik untuk perekaman video, dukungan ProRes, dan Mode Potret. Namun, peluncuran iPhone 13 ini dalam bahaya, karena di bawah bayang-bayang malware baru.

Perusahaan pemantau siber asal Israel mengembangkan perangkat yang bisa menembus hampir semua model iPhone dengan cara yang belum pernah ada. Malware itu ditemukan kelompok Citizen Lab dan digunakan sekurang-kurangnya sejak Februari lalu.

Malware ini berbahaya karena tidak perlu interaksi dengan pengguna dan bisa menyerang hampir semua model perangkat Apple berbasis iOS, OSX dan watchOS, kecuali yang diperbarui per Senin, 13 September kemarin. Apple lalu mengonfirmasi temuan Citizen Lab ini dan menyatakan sudah mengeluarkan pembaruan perangkat lunak untuk mengatasi kerentanan tersebut.

"Setelah mengidentifikasi kerentanan yang dimanfaatkan eksploit ini untuk iMessage, Apple secara cepat mengembangkan dan memberikan perbaikan pada iOS 14.8 untuk melindungi pengguna kami," kata Kepala Teknis dan Arsitektur Keamanan Apple, Ivan Krstic, seperti dikutip dari situs Reuters.

Menurutnya, serangan ini sangat rumit dan membutuhkan dana yang sangat banyak untuk mengembangkannya. Oleh karena itu, malware ini hanya menyasar pengguna tertentu.

"Meskipun bukan ancaman bagi mayoritas pengguna, kami tetap berusaha membela seluruh pelanggan dan secara terus-menerus menambahkan perlindungan baru untuk perangkat dan data mereka," tutur Krstic.

Selama ini perangkat buatan NSO Group asal Israel bisa mengalakan sistem yang dirancang Apple. Krstic menolak berkomentar apakah teknik peretasan ini juga berasal dari NSO Group, yang membuat spyware Pegasus.

Kepada Reuters, NSO Group tidak membenarkan atau membantah apakah mereka berada di balik teknik peretasan tersebut. Mereka menyatakan akan tetap memberikan teknologi untuk membantu penegak hukum di seluruh dunia untuk melawan aksi kriminal dan terorisme.

Citizen Lab menemukan malware tersebut pada iPhone milik seorang aktivis asal Arab Saudi, yang terinfeksi sejak Februari tahun ini. Korban tidak meng-klik sesuatu untuk mengaktifkan serangan tersebut. Kerentanan ini berasal dari aplikasi pesan iMessage saat memproses gambar.

Aplikasi ini sudah berkali-kali menjadi sasaran NSO Group dan penjual senjata. Apple juga sudah memperbaikinya, namun, rupanya belum melindungi sistem secara menyeluruh.

Citizen Lab menemukan bukti-bukti malware ini tumpang tindih dengan serangan dari NSO Group sebelumnya. Salah satu kode serangan bernama "setframed", yang juga digunakan pada 2020 untuk menginfeksi perangkat milik seorang jurnalis Al Jazeera.