Prof Arif Launching Buku Tentang Mindset Baru untuk Transformasi

Rektor IPB University, Profesor Arif Satria (ipb.ac.id)
Sumber :

VIVA – Bertepatan dengan usia Rektor IPB University, Profesor Arif Satria yang ke-50, IPB University menggelar launching dan  bedah buku Rector Message: Mindset Baru Untuk Transformasi,  Jumat (17/9). Buku yang dilaunching ini berisi visi, pesan dan harapan Prof Arif Satria bagi IPB University.

Rector Message adalah tulisan yang rutin dibuat oleh Rektor IPB University, Prof Arif Satria yang berisi perspektifnya terjadap berbagai fenomena. Kehadiran Rector Message dalam rangka memotivasi, menginspirasi, sekaligus memberikan arahan dalam membangun mindset baru untuk transformasi ke arah yang lebih baik.

Pada umumnya, tambah Prof Arif Satria, setiap krisis menghasilkan lompatan-lompatan inovasi baru.  Ada sejumlah syarat lompatan-lompatan inovasi itu berhasil dilakukan. Pertama, lompatan inovasi mensyaratkan kekuatan “future practice” atau “next practice”.  Kedua, “future practice” hanya hadir di kalangan orang-orang yang memiliki “growth mindset”, dan bukan “fixed mindset”.  Ketiga, “growth mindset” umumnya dimiliki oleh orang yang tergolong “agile learner”, pembelajar yang lincah, cepat, dan tangkas.  Keempat, tiga kata kunci di atas (future practice, growth mindset, agile learner) dapat dikembangkan melalui peran perguruan tinggi (PT). 

Prof Arif Satria menyebut, perguruan tinggi yang berorientasi pada lompatan inovasi harus terlebih dahulu diperkuat para mahasiswa dan dosennya yang bercirikan tiga kata kunci tersebut. Oleh karena itu, untuk menuju titik itu, tidak ada cara lain bagi PT selain melakukan perombakan kurikulum dan menciptakan ekosistem baru yang kondusif bagi tumbuhnya tiga kunci di atas.

Prof Arif Satria juga menyebut, orang yang memiliki kecepatan belajar umumnya optimis, kreatif, dan penuh imajinasi. Karena itu, kecepatan belajar ini merupakan modal penting bagi lahirnya inovasi yang merupakan ciri dari kemajuan sebuah bangsa. 

“Fakta membuktikan bahwa bangsa hebat ditentukan oleh lompatan inovasi yang hebat. Dan inovasi hebat akan ditentukan PT yang hebat. Karena itu, untuk menjadi bangsa hebat maka pembenahan dan penguatan Perguruan Tinggi adalah mutlak,” papar Prof Arif Satria.

Prof Arif Satria juga menegaskan, “Orang yang memiliki fix mindset mengatakan bahwa untuk maju hanya ada satu pintu dan satu jendela, tetapi orang dengan growth mindset mengatakan ada jutaan pintu, ada jutaan jendela,”

Terkait growth mindset, Prof Arif Satria mencontohkan, banyak alumni IPB University yang berasal dari keluarga dengan kehidupan ekonomi terbatas, berprestasi dan masuk IPB University. Ketika berada dalam sebuah lingkungan yang kondusif, maka dia bisa tumbuh besar. 

“Ini adalah contoh mindset yang growth ditambah satu ekosistem yang mendukung. Oleh karena itu, saya sebagai Rektor punya tugas untuk membangun ekosistem di kampus agar membuat orang-orang seperti itu terus percaya diri, terus maju,” katanya.

Buku Rector Message: Mindset Baru Untuk Transformasi sedikitnya berisi lima bagian utama. Masing-masing bagian terdiri dari beberapa tulisan yang mencerminkan dari isi bagian utama. Bagian atau bab tulisan meliputi Inovasi Disrupsi dan Strategi Menjadi Bangsa Besar, Mindset Baru dan Pembelajar Lincah, Bangkit dari COVID-19, IPB Future, dan Spiritualitas untuk Transformasi.

Dalam launching bukunya tersebut, Prof Arif Satria mengaku bahwa menulis merupakan bagian dari mendokumentasikan pemikiran. Ia bercerita, kemampuan menulisnya sudah diasah sejak kelas 3 Sekolah Dasar. Saat itu, ia diberi mesin tik oleh orangtuanya dan mulai belajar menulis. 

“Orangtua saya selalu berpesan, kalau bisa bermain gitar, harus bisa membuat lagu. Kalau bisa ngetik, harus bisa menulis. Kalau jadi dosen, harus jadi profesor,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, buku Rector Message diulas oleh penanggap, diantaranya adalah Prof Tridoyo Kusumastanto (Ketua Majelis Wali Amanat IPB University), Prof Dodi Nandika (Ketua Senat Akademik IPB University), Prof Herry Suhardiyanto (Rektor IPB University tahun 2007-2017), Prof Evy Damayanthi (Ketua Dewan Guru Besar IPB University), dan Prof M Aman Wirakartakusumah (Rektor IPB University 1998-2002).

Prof Tridoyo Kusumastanto menyampaikan, bahwa transformasi yang dibahas dalam buku ini memiliki syarat agar bisa berjalan. Pertama, harus memiliki mimpi yang dituangkan ke dalam visi misi. Kedua, harus dijabarkan dan didukung oleh stakeholder. Kemudian, agar hal tersebut menjadi proses yang terus-menerus, maka harus dibuat sistem. “Yang paling penting adalah transformasi tidak akan bisa berjalan apabila tidak memiliki leader yang kuat,” katanya.

Sementara itu, Prof Dodi Nandika mengaku, buku Rector Message adalah sebuah ajakan dan dorongan untuk hijrah, terutama hijrah mindset. Menurutnya, dalam era yang serba tidak pasti ini, kita harus bisa menemukan skill baru untuk menghadapi tantangan masa depan.

Sementara Prof Herry merasa gembira karena IPB Future yang dituliskan dalam buku ini adalah mimpi bersama yang sudah mulai diimplementasikan. Ide transformasi yang dimulai dari mindset akan menjadi model transformasi kelembagaan organisasi di berbagai bidang.

Lalu Prof Evy menyampaikan bahwa untuk menjadi sebuah bangsa yang besar, syaratnya harus mempunyai future practice dan growth mindset. “Inilah yang harus bisa menjadi inspirasi bagi kita semua bagaimana menjadi pembelajar yang lincah dan cepat,” katanya.

Adapun Prof Aman merasa bersyukur, bangga, dan sangat terkesan dengan kepemimpinan Prof  Arif Satria yang bisa membawa IPB University melangkah lebih cepat, tepat, dan mengejar berbagai ketertinggalan.

Tak ketinggalan, orangtua, istri dan kedua anak Prof Arif Satria menyampaikan ucapan selamat dan harapan terbaiknya. Acara ditutup dengan launching secara simbolis buku “Rector Message” dan Album ke-4 berjudul Mahasiswa. Melalui album ini, Rektor IPB University berharap bisa menyampaikan pesan-pesan  ke mahasiswa IPB University. 

Acara ini dimoderatori oleh presenter kondang  Shahnaz Haque dan dimeriahkan dengan penampilan lagu-lagu karya Prof Arif Satria oleh sejumlah mahasiswa IPB University. (NIRS/ipb.ac.id)