Aturan Kenakan Kain untuk Keseharian

Komunitas Cinta Berkain (KCB)
Sumber :
  • Adinda Permatasari/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Kain merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Karenanya, kita wajib untuk melestarikan keberadaan kain sebagai identitas bangsa.

Namun, dengan arus globalisasi dan modernisasi, penggunaan kain jadi semakin ditinggalkan. Berbusana kain dianggap kuno dan hanya diperuntukkan bagi orang tua saja.

Padahal, menurut Sita Hanimastuty, pendiri dan Ketua Umum Komunitas Cinta Berkain, salah satu cara untuk melestarikan kain adalah dengan memakainya sebagai busana sehari-hari.

"Misalnya kita ingin memakai kain batik dan atasnya kebaya, tidak perlu memakai wiron, tidak perlu memakai sanggul. Bisa juga dipadukan dengan blus atau kemeja," ujar Sita kepada VIVA.co.id.

Memang penggunaan kain saat ini tidak begitu populer di kalangan anak muda. Banyak yang masih kurang percaya diri karena kain identik dengan penampilan orang tua. Tapi, Sita mengatakan, percaya diri itu justru kembali pada bagaimana cara kita memakai kain.

Apabila kita bisa menggunakannya dengan cara yang keren tentu akan membuat percaya diri meningkat. Jika tidak percaya diri, itu pasti disebabkan karena kita salah salah dalam memakainya.

Berbeda dengan pakaian modern, kain memiliki aturan sendiri dalam pemakaiannya. "Kain itu tidak bisa dibuat untuk sembarangan. Apalagi kalau kain pakem artinya dia warisan. Setiap kain itu ada fungsinya dipakai untuk apa," ujar Sita.

Jadi kita pun harus cerdas dalam mengenakan kain untuk berbusana sehari-hari. Jika kita bisa menghargai apa yang kita pakai, menurutnya, kita pun dapat menghargai diri kita.

Sita menegaskan, jangan membuat kesalahan pada warisan budaya. Kepedulian dan kecintaan pada budaya terlihat dari bagaimana kita menghargai kain itu.

"Membiasakan diri memakai kain dalam keseharian bukan 24 jam. Kita bangsa pintar, jadi ada teknologi baru kita memang tidak bisa menolak. Tapi jangan ambil semuanya. Apa yang pantas kita pakai." (mus)