Belum Ada Nomor Hotline Resmi di Indonesia untuk Pencegahan Bunuh Diri

Ilustrasi depresi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Akhir-akhir ini kejadian bunuh diri menjadi perhatian publik, seperti kasus bunuh diri sopir taksi di Jakarta, kejadian pria bunuh diri di Lampung, dan terakhir kejadian pria bunuh diri di sebuah mal di Jakarta.

Kasus-kasus bunuh diri yang marak belakangan ini juga tak lepas dari sorotan media. Umumnya, di luar negeri, media asing seringkali mencantumkan nomor hotline untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi. Sayangnya, di Indonesia belum tersedia layanan hotline untuk penanganan depresi atau pencegahan bunuh diri.

“Ada wacana untuk nomor khusus hotline ini. Enggak kontak nomor tertentu, tapi encourage datang ke puskesmas untuk konsultasi,” kata Suicidolog sekaligus Pendiri Komunitas Into The Light, Benny Prawira Siauw di acara diskusi Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) di Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Maret 2019.

Beberapa media juga diketahui sempat salah mencantumkan nomor 119 sebagai hotline yang bisa dihubungi masyarakat untuk mengatasi masalah depresi dan pencegahan bunuh diri.

“Jadi waktu 2017 itu ada salah satu media yang salah kutip. Nomor 119 itu enggak pernah ditunjukkan untuk itu. Padahal nomor itu untuk ambulans,” ujarnya menerangkan.

Dia juga menjelaskan, penting pula memberikan peringatan pada judul berita bunuh diri untuk menghindarkan seseorang terpengaruh melakukan hal serupa. Mengingat, kata dia, banyak orang yang ingin bunuh diri mencari konten bunuh diri, salah satunya melalui Google.

“Kalau di luar tiap platform berita bunuh diri, sudah diberikan disclaimer di bagian judul yang berisi peringatan khusus bagi orang tertentu. Kenapa? Karena mereka suka mencari sesuatu di Google dengan keyword bunuh diri. Beberapa berita bunuh diri bisa masuk,” ucapnya.