Nonton Video Mukbang Saat Puasa, Apa Hukumnya dalam Islam?

Ilustrasi menonton siaran tv digital.
Sumber :
  • Pixabay/mohamed_hassan

VIVA Lifestyle – Ngabuburit adalah salah satu kegiatan menunggu adzan berbuka puasa. Berbagai kegiatan seperti berjalan-jalan hingga mencari takjil berbuka jadi beberapa pilihan ide ngabuburit yang umum dilakukan masyarakat.

Tidak hanya itu saja, belakangan menyaksikan video mukbang juga jadi salah satu alternatif ngabuburit. Video mukbang saat ini banyak berseliweran yang memperlihatkan konten kreator menyantap beragam menu makan untuk dinikmati para pengguna media sosial.

Namun, bagaimana pandangan Islam tentang menyaksikan video mukbang saat berpuasa? Terkait hal itu, Ustaz Wijayanto menjelaskan bahwa di bulan Ramadhan semaksimalnya kita perbanyak meningkatkan keimaman dan amalan saleh. 

Tren Mukbang

Photo :
  • Youtube

“Bagaimana kalau kita melakukan sesuatu yang kurang ada gunanya? Sebaik-baiknya umat Islam, kata Nabi, adalah yang meninggalkan sesuatu yang membawa kesia-siaan,” ungkapnya.

Dia juga mengungkap diamnya orang beriman itu adalah berpikir atau berzikir. Lantas, bagaimana dengan menonton video? Dia menyarankan untuk meninggalkannya. 

“Karena kemampuan kita untuk mengambil pilihan amal yang meningkatkan keimanan amal yang memberikan kesalehan itu yang harus dilakukan (seperti) dalam Al Quran,” jelasnya.

Maka, kalau kita mau ngabuburit, Ustaz Wijayanto menyarankan untuk melakukan sesuatu yang bisa meningkatkan dan menguatkan keimanan. Hindari melakukan kegiatan ngabuburit yang akhirnya membuat berbuka sebelum kita waktu berbuka sesungguhnya, atau bahkan kadang-kadang kegiatan ngabuburit tapi isinya sesuatu yang menghilangkan makna puasa termasuk menonton.

Ustaz Wijayanto menggatakan, menonton apapun boleh asal yang membawa dampak positif kepada kita. Seperti menonton tausiah-tausiah, tilawah Quran, hingga menonton televisi yang mengandung amal-amal saleh yang memicu kita untuk berbuat kebaikan. 

“Jadi selama Ramadhan yang dipuasakan bukan hanya mulut dari makan dan minum perkataan tapi juga syahwat dan juga hati kita bahkan indra kita dari tontonan, dari pendengaran, dan ucapan kita.  Jadi pandai-pandai lah kita memilih amalan di bulan ramadhan yang kira-kira memberi nilai positif kepada keimanan dan amal-amalan salih,” ungkapnya.