Terigu Lebih Baik dari Nasi Tapi Picu Alergi, Benarkah?

Ilustrasi tepung.
Sumber :
  • The Kitchn.

VIVA – Sehari-hari kita tak bisa lepas dari konsumsi tepung terigu. Berbagai hidangan mulai dari gorengan, pasta, hingga kue-kue, biasanya menggunakan bahan baku terigu.

Tepung yang terbuat dari biji gandum ini memang sangat disukai orang Indonesia. Namun banyak informasi yang beredar soal bahaya mengonsumsi tepung terigu bagi kesehatan. 

Tak hanya itu, konon ada beberapa orang yang bahkan tidak boleh mengonsumsi terigu. Benarkah demikian?

Pakar gizi klinis Dr med. dr. Maya Surjadjaja, MS, SpGK menjelaskan soal bahan baku terigu dan kadar nutrisinya.

"Terigu berasal dari grain-gandum yang diolah sedemikian rupa hingga bentuknya menjadi tepung. Tapi terigu ini bukan satu-satunya jenis grain. Ada yang lain seperti beras, singkong, jagung, oat, nasi juga grain. Yang membedakan memang kadar nutrisi dan seratnya," ujarnya dalam tayangan AYO HIDUP SEHAT di tvOne Selasa 10 Juli 2018. Lebih lanjut Maya menjelaskan mitos fakta seputar terigu yang berkebang di masyarakat.

Kebanyakan bikin gemuk

"Fakta. Terigu tinggi kalori, apalagi kalau digorengnya dengan minyak transfat. Jika sering konsumsi itu tentunya bikin gemuk."

Sebabkan alergi

"Mitos, namun ada beberapa orang yang intoleran sama gluten (zat yang ada dalam terigu) sehingga jika konsumsi terigu akan menimbulkan kondisi seperti kembung, sembelit, diare, lemas, dan pusing. Gejalanya bisa bermacam-macam. Dan sayangnya banyak yang tidak sadar dengan kondisi tersebut."

Lebih baik daripada nasi

"Fakta. Tapi harus diperjelas lagi dalam kadar apa? terigu memang memiliki beberapa keunggulan, kandungan seratnya lebih banyak dan kalorinya lebih sedikit dibanding nasi. Tapi ya itu, ada kandungan glutennya."

Terigu tidak mengandung nutrisi?

"Mitos. Terigu mengandung karbo, protein, serat. Tapi balik lagi tergantung bagaimana cara mengolahnya."