Penyebab Minum Kopi Bikin Kebelet BAB, Begini Cara Atasinya

Ilustrasi kopi.
Sumber :
  • Pexels/The Lazy Artist Gallery

VIVA – Rasanya pagi Anda belum lengkap tanpa menyeruput segelas kopi. Tapi segera setelah itu, biasanya muncul keinginan untuk buang air besar (BAB) yang tak tertahankan. Ternyata, reaksi itu tidak Anda alami sendiri.

Kopi memang mampu memberi 'suntikan' energi, sekaligus mempercepat pergerakan usus. Studi dari Gut, jurnal gastroenterology menunjukkan, 30 persen orang harus langsung lari ke toilet setelah meminum kopi.

"Kopi merangsang kontraksi perut, saluran usus sekaligus ekskresi empedu. Di mana itu adalah tempat pembakaran partikel makanan," ujar Dmitri Alden, MD, Spesialis kesehatan kolon di RS Lenox Hill, dilansir dari Reader's Digest.  

Kopi bisa memengaruhi pencernaan melalui sistem syaraf pusat. Begitu terstimulasi, sistem syaraf pusat akan memberi perintah ke perut melalui sistem syaraf yang mengontrol hati dan saluran pencernaan. Semua pergerakan itu memaksa usus besar bekerja lebih keras dan mengeluarkan apa saja yang ada di dalamnya.

Meski mekanismenya sudah dipahami, belum jelas bagian mana dari kopi yang menyebabkan efek pencahar. Dikatakan jumlah kafein dalam kopi yang jadi penyebab kebelet BAB. "Minuman panas sebagian besar juga punya efek pencahar, jadi minuman berkafein yang panas menjadikan efeknya dobel," kata Monica Reinagel, MS, LDN dari NutritionOverEasy.com.

Ada pula kemungkinan kadar asam dalam kopi juga turut memengaruhi. Washington Post menulis, senyawa chlorogenic acid dalam kopi memiliki level keasaman yang tinggi dalam perut serta menghasilkan gastric acid. Hal tersebut bisa memaksa perut untuk mengeluarkan isi lebih cepat dari biasanya.

Lalu, bagaimana cara cegah keinginan BAB setelah minum kopi?

Beberapa penelitian menganjurkan minum kopi secara teratur untuk mengurangi efeknya. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Human Nutrition and Dietetics menyebutkan, toleransi terhadap sifat diuretik akan bertambah jika mengkonsumsi kopi secara teratur.

Monica memang tidak berbicara tentang validitas riset, tapi ia meyakinkan orang yang minum kopi secara teratur lebih toleran terhadap efeknya. "Kopi sesungguhnya tidak memberikan efek diuretik kepada peminum setianya. Bagi mereka, minum kopi sama saja dengan minum air putih," kata Monica.