Bayi Terlahir Bibir Sumbing Harus Segera Diperbaiki
- Rahmat Zeena | Vivanews
VIVA – Celah bibir dan langit-langit, atau orang awam mengenalnya dengan bibir sumbing, merupakan cacat bawaan yang mengakibatkan gagalnya fusi atau bagian anatomi wajah. Kegagalan itu bisa terjadi pada bibir, langit-langit, atau gusi saja, namun bisa juga ketiga bagian itu.
Dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi Letkol. Ckm. dr. Denny Irwansyah, SpBP-RE menjelaskan, penyebab terjadinya celah bibir dan langit-langit merupakan proses kompleks yang multifaktorial. Ada keterkaitan satu dengan lainnya.
"Beberapa faktor itu bisa berupa bawaan atau keturunan, gangguan nutrisi, kekurangan vitamin, asam folat, zinc, bisa pula hipoksia atau gangguan sirkulasi saat hamil dan penggunaan obat-obatan seperti obat kanker, kontrasepsi, dan radiasi," ujar Denny saat temu media Smile Train Indonesia, Senin, 13 Mei 2019.
Lebih lanjut, Denny mengungkap, angka kejadian bibir sumbing sekitar 4 persen. Namun, jika salah satu orangtua bibir sumbing maka angkanya bisa naik menjadi 17 persen. Jika kedua orangtua bibir sumbing, angkanya menjadi 60 persen.
Kondisi bibir sumbing sebaiknya harus segera diperbaiki sedini mungkin. Karena, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah. Dalam kasus bibir sumbing masalah yang muncul adalah gangguan fungsi bicara, menelan makanan, dan yang utama pada bayi adalah gangguan fungsi menghisap.
"Saat tidak bisa menghisap, situasinya menjadi negatif. Jika kemampuan menghisap rendah, berat badan menjadi rendah, dan pertumbuhannya terhambat," jelas Denny.
Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan gangguan infeksi saluran pendengaran dan pernapasan, karena adanya saluran yang terbuka antara saluran napas dan saluran pencernaan.
Selain gangguan fungsi makan dan bicara, kondisi ini juga menimbulkan gangguan psikologis terutama pada anak-anak yang sudah berusia sekolah. Pada orangtua biasanya menjadi malu dengan kondisi anak. Apalagi jika lingkungan terdekat dan sekitar rumah terjadi bullying.
"Karena itu, dalam menolong pasien celah bibir, tidak hanya pasien tapi juga psikologis keluarga," kata Denny. (ase)