Stroke Ternyata Bisa Menyerang Siapa Saja, Termasuk Remaja

Dua tahun setelah mengalami stroke, Kaylah (13) masih mengalami kesulitan menggerakkan lengan bagian kanannya.
Sumber :
  • abc

Kaylah berusia 11 tahun mengalami stroke saat sedang bermain trampolin di halaman rumahnya. Dua tahun kemudian, dia masih kesulitan menggerakkan tangan kanannya.

Stroke di usia belia Serangan stroke bisa dialami anak-anak dan remaja meski jarang terjadi. Di Australia, sekitar 600 anak-anak mengalaminya setiap tahun. Secara umum, sebanyak 56 ribu orang mengalami serangan stroke setiap tahun di Australia

Kaylah mengatakan tidak begitu ingat bagaimana kejadian serangan stroke yang dialaminya, ia hanya ingat sedang berlompat-lompat di trampolin, kemudian terbangun di rumah sakit. Tapi kejadian ini tidak akan pernah dilupakan ibu Kaylah, Megan Smith.

Baca juga: WHO Sebut Vaksin COVID-19 Belum Tersedia Sampai Pertengahan 2021

"Saya merasakan mual, ambulans tidak bisa datang dengan cepat," kata Megan yang tinggal di Queensland, Australia.

"Kita tak mengira anak-anak akan kena stroke. Kita pikir hanya kakek-kakek dan nenek yang kena," katanya.

"Kita tak pernah berpikir anak 11 tahun yang bugar dan sehat akan mengalami stroke," ujar Megan.

Megan Smith mengaku selalu ingat stroke yang dialami anaknya Kaylah setiap kali melihat wadah permainan trampoline.

ABC News: Hamish Harty

Empat hari sebelum stroke, Kaylah terbentur kepalanya saat sedang berlibur di Movie World, Queensland. Dia tak peduli dengan benjolan di kepalanya dan tidak memberi tahu siapa-siapa.

Setelah Kaylah pulih dari stroke barulah keluarganya mengetahui dia mengalami benjolan di kepala. Dokter menduga benjolan itu menyebabkan arteri utama di leher Kaylah terputus, sehingga menyebabkan stroke.

Serangan stroke yang dialami Kaylah melumpuhkan satu sisi tubuhnya. Dia harus belajar lagi untuk makan, berjalan dan berbicara. Serangan ini merusak hampir seperempat bagian otak Kaylah dan kondisinya tidak kunjung membaik setelah dua tahun sejak kejadian, tapi tidak juga tidak memburuk.

Penelitian dari Stroke Foundation di Australia menyebutkan stroke merupakan satu dari 10 penyebab kematian tertinggi pada anak-anak. Sekitar 50-85 persen penderita stroke mengalami masalah jangka panjang termasuk kejang-kejang, cacat fisik, kesulitan berbicara atau belajar.

Yayasan itu memperingatkan perlunya mengenali tanda-tanda peringatan dini serangan stroke, yang pekan ini diperingati di Australia sebagai Pekan Kesadaran Tentang Stroke.

Gejala -gejala stroke:F — Face (Wajah): Cek wajahnya - apakah mulutnya bengkok?A — Arms (Lengan): Bisakah dia mengangkat kedua tangannya?S — Speech (Bicara): Apakah bicaranya jadi cadel? Apakah dia mengerti ucapan kita?

T — Time (Waktu): Sangat kritis. Begitu melihat gejala-gejala di atas, langsung hubungi bawa ke rumah sakit.

Sumber: Stroke Foundation Australia

Kaylah harus menjalani perawatan sekitar dua bulan di rumah sakit akibat kena stroke.

Supplied: Megan Smith

Ahli saraf pada Rumah Sakit Royal Darwin, Dr Alvaro Cervera menyebutkan lebih dari 56.000 kasus stroke terjadi di Australia setiap tahun, sebagian besar terjadi pada orang dewasa.

"Serangan stroke tidak terlalu umum pada anak-anak. Tapi ada 600 anak di Australia bisa terkena stroke setiap setahun. Serangan ini bisa menyebabkan kondisi yang sangat memprihatinkan pada seorang anak," katanya.

Dr Cervera mengatakan banyak penderita stroke yang kemudian menjadi cacat dalam jangka panjang.

"Stroke adalah penyebab utama kecacatan di Australia. Dan juga salah satu penyebab kematian terbesar di Australia," katanya.

"Jika mengalami stroke, konsekuensinya bisa Anda bawa seumur hidup," tambah Dr Cervera.

Menurutnya, lebih dari 80 persen kejadian stroke dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup sehat, yang meliputi pola makan sehat, olahraga teratur, dan berhenti merokok.

Ahli saraf ini mengatakan meski risiko stroke pada orang dewasa dapat diminimalkan, risiko pada anak-anak lebih sulit dikendalikan.

"Tidak seperti pada orang dewasa yang bisa mencegah stroke dengan mengendalikan faktor risikonya, pada anak-anak sedikit lebih rumit,” katanya.

Dr Cervera menjelaskan serangan stroke terjadi apabila darah tak bisa mengalir ke otak akibat terhambat atau pecahnya pembuluh darah.

ABC News: Hamish Harty

Data Badan Asuransi Disabilitas Nasional (NDIS) menunjukkan dari 400.000 orang yang mendapat tunjangan disabilitas, 5.648 orang menyebutkan stroke sebagai penyebab disabilitas mereka.

Di Australia Utara, Kayla merupakan satu dari 22 anak disabilitas yang menerima tunjangan NDIS akibat serangan stroke. Dua tahun setelah serangan itu, Kayla yang kini berusia 13 tahun masih kesulitan menggerakkan tangan kanannya.

Kondisi otak Kaylah dua tahun setelah mengalami stroke, tidak membaik namun juga tidak memburuk.

Supplied: Megan Smith

Dia menjalani sesi fisioterapis setiap minggu, begitu juga terapi okupasi dan terapi bicara. Dia akan terus melakukannya di tahun-tahun mendatang. Tapi Megan kini sangat senang melihat kemajuan yang telah dicapai putrinya.

"Dia melewati kondisi dari hanya terbaring di tempat tidur, tak bisa berjalan, makan, berbicara, hingga yang sekarang sudah luar biasa," kata Megan.

Dokter yang menanganinya mengatakan Kaylah berisiko tinggi terkena stroke lagi di masa depan, sehingga dia harus gejala-gejala stroke seumur hidupnya.

Kaylah sendiri senang berbagi apa yang telah dialaminya untuk memperingatkan orang lain tentang risiko stroke, yakni bukan hanya orang dewasa yang dapat mengalaminya.

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News