Hati-hati Anemia Bisa Menjadi Thalasemia, Jika Tidak Dijaga

Ilustrasi anemia
Sumber :
  • Freepik/katemangostar

VIVA – Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya pembentuk hemoglobin utama manusia.

Thalasemia sendiri sering disamakan dengan penyakit anemia, karena sama-sama menyebabkan kekurangan sirkulasi oksigen dan gejala yang ditimbulkan juga serupa. Setiap kekurangan hemoglobin biasa disebut sebagai anemia, tetapi sebenarnya thalasemia berbeda.

“Salah satu gejala thalasemia adalah anemia, dan anemia ini bisa berat. Thalasemia Nya ikut kalau anemia ringan thalasemia nya ringan entah beta atau alpha. Sedangkan berat sedang ringan itu secara klinisnya,” kata Ketua PP PHTDI, Dr.dr. Tubagus Djumhana, dalam virtual conference Peringatan Hari Thalasemia Dunia, Rabu 5 Mei 2021.

Dia melanjutkan. kalau anemianya berat maka thalasemia mayor, namun demikian yang di bawah berat atau sedang itu mudah didiagnosis dengan pemeriksaan Hb . Tetapi yang menjadi sulit adalah thalasemia minor karena ada pada kondisi tertentu hemoglobinnya normal.

“Tapi kalau diperiksa akan terlihat MCV atau MCH kalau Hb normal tapi MCVnya rendah biasanya 80 ini sampai 50 ini pasti thalasemia maka dilakukan tes konfirmasi elektrokonsafi apakah kalau hbnya kurang dari 3,5 gr persen kemungkinan thalasemia alpha,” kata dia.

Di sisi lain, seorang ahli hematologi di Royal Hallamshire Sheffield Teaching Hospital, Inggris,Dr. Khaled El-Ghariani menjelaskan, anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi dan hemoglobin. Sedangkan thalasemia merupakan penyakit akibat mutasi gen HBB yang membantu produksi protein komponen kunci dari hemoglobin yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

“Jika zat besi umumnya diresepkan untuk pasien yang mengalami anemia, tetapi memberikannya untuk pasien thalasemia bisa berbahaya karena zat besi dapat menumpuk hingga tingkat beracun, akibat dari tubuh pasien yang tidak bisa mengurainya secara normal,” jelas Dr. Khaled.