Baru Lagi! 5 Fakta Varian Mu, Virus Corona yang Disebut Kebal Vaksin
- Freepik/Harryarts
VIVA – Meski virus Corona varian Delta hingga saat ini masih menjadi strain yang mendominasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa ada lagi varian baru yang harus diwaspadai, yakni varian Mu atau B.1.21.
Saat ini, peneliti dan petugas kesehatan masyarakat tengah melakukan investigasi terkait apakah varian ini lebih menular dan menyebabkan penyakit yang lebih serius dari varian Delta yang masih mendominasi dunia.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini fakta virus Corona varian Mu yang harus diwaspadai.
1. Pertama kali ditemukan di Kolombia
Virus Corona varian Mu pertama kali teridentifikasi di Kolombia pada Januari 2021. Kini, varian yang juga disebut sebagai B.1.621 itu sudah terdeteksi di 39 negara. Selain di Amerika Selatan, sejumlah negara yang melaporkan kasus varian Mu adalah Inggris, Hong Kong, dan Amerika Serikat.
Di Kolombia dan Ekuador, varian baru COVID-19 itu sudah menyebabkan 39 persen dan 13 persen kasus infeksi COVID-19.
2. Masuk ke dalam kategori Variant of Interest (VoI)
Sebagaimana disebutkan oleh WHO pada 30 Agustus lalu, varian ini masuk ke dalam Variant of Interest (VoI). VoI sendiri merupakan varian yang memiliki perubahan genetik dan dapat memengaruhi karakteristik virus tertentu, termasuk keparahan penyakit, pelepasan imun, pelepasan diagnostik, dan penularan.
Namun, WHO mengatakan pihaknya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait hal-hal apa saja yang bisa dilakukan oleh varian Mu.
3. Disebut bisa menghindari sistem imun
Dalam pengumuman yang sama, WHO mengakui bahwa varian ini memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dan menghindari sistem imunitas tubuh. Oleh sebab itu, varian ini masuk ke dalam kategori Variant of Interest (VoI).
4. Lebih kebal vaksin
Menjadi varian virus Corona VoI kelima yang dimonitor oleh WHO sejak Maret lalu, varian Mu disebutkan memiliki sejumlah mutasi yang membuatnya lebih kebal terhadap vaksin. Kendati demikian, penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan.
Data awal menunjukkan adanya penurunan efektivitas vaksin yang mirip dengan yang terlihat pada varian Beta.
5. WHO akan terus melakukan pemantauan terhadap varian Mu
Terkait penemuan varian baru ini, WHO menjelaskan akan terus memantau dan melakukan penelitian lebih lanjut terkait virus Corona varian Mu.
“Epidemiologi varian Mu di Amerika Selatan, terutama dengan co-sirkulasi varian Delta, akan dipantau perubahannya,” demikian kata WHO.