Kanker Payudara Dinyatakan Sembuh Bisa Kambuh Lagi, Ini Sebabnya
- Pixabay/ Foundry
VIVA Lifestyle – Setiap 4 Februari di setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Hingga saat ini kanker masih masuk dalam lima besar penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia.
Berbicara mengenai kanker, survivor kanker, yang juga anggota Komunitas Samudera Kasih, Ibu Lily menceritakan perjuangannya selama 1 dekade melawan kanker. Dia pertama kali terdiagnosis kanker payudara pada 2013 lalu. Yuk, scroll untuk tahu cerita lengkapnya.
Awalnya dia hanya melakukan pemeriksaan medical check up (MCU) biasa. Namun siapa sangka, dari hasil MCU tersebut dirinya terdiagnosis mengidap kanker payudara stadium 1.
"Keluarga tidak ada yang punya kanker payudara. Jadi awalnya, suka skrining. Jadi tahun 2013 ambil program Siloam Karawaci paket MCU. Awalnya USG ga ada keluhan sampai hasil MCU nyatakan benjolan padat 1cm di sebelah kiri," kata dia dalam acara press conference Deteksi Dini Kanker Payudara, di Semanggi Jakarta, Selasa 7 Februari 2023.
Lily sempat merasa bingung, dia kemudian melakukan pemeriksaan lanjutan di MRCCC Siloam. Dari hasil pemeriksaan tersebut memang benar dia mengidap kanker payudara.
"Bingung. Semoga salah. Akhirnya periksa lanjut ke MRCC skrining ternyata memang kanker. Dioperasi karena stadium awal ga kemo tapi radiasi 25 kali," kata dia.
Pasca menjalani pengobatan di tahun kelima, ternyata ditemukan kembali sel kanker sebesar 0,5 cm.
"Setelah dinyatakan bersih itu melakukan skrining 3 bulan, 6 bulan, jadi selama lima tahun itu 10 kali mamografi. Di tahun kelima skrining lagi muncul kanker kedua 0,5. Kalau enggak skrining ga ketahuan," kata dia.
Di tahun 2018 akhirnya Lily harus menjalani operasi mastektomi. Dia juga harus menjalankan kemoterapi.
"Saya start 2018 disarankan mastektomi. Kehilangan payudara awal ga kerasa buka perban kerasa, tapi kita harus berdamai dengan diri sendiri. Kemoterapi itu perjuangan yang lumayan. Kalau tidak deteksi dini," ujar dia.
Di sisi lain, ketika ditanya tentang kemungkinan pasien kanker payudara mengalami relaps kembali seperti yang dialami oleh ibu Lily, Hematologist, Oncologist dari MRCCC Siloam Hospital, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD, KHOM menjelaskan bahwa kejadian relaps kanker payudara bukan sesuatu yang jarang terjadi.
"Kenapa bisa kambuh? sama seperti di awal kenapa muncul kanker awalnya tidak ada kanker, di belakang hari ada kanker. Seseorang awalnya fighter jadi fighter tetap memerlukan pemantauan serial CT Scan USG pemantauan dua tahun pertama, kemudian dibuat tiap tahun monitoring, Kalau ditanya risiko selalu ada, tapi apakah pasti kambuh? Tidak," jelas dia.
Jeffry lebih lanjut menjelaskan, ada 3 faktor utama terjadinya kanker. Pertama, adanya faktor genetik atau keturunan terutama kanker payudara, ovarium, kolorektal atau usus besar.
Faktor kedua terkait lifestyle seperti banyak minum alkohol, kanker liver orang yang cenderung gemuk. Berat badannya naik, risiko kanker payudaranya tinggi. Ketiga adalah faktor X, yang mana pasien tersebut sudah hidup sehat, tidak ada keturunan yang menderita kanker namun tetap mengidap kanker. Dan jangan salah, vegetarian juga masih ada kemungkinan terkena kanker.
"Ada faktor X yang kita tidak tau. Kalau untuk cara cegah agar tidak relaps atau kambuh itu kalau secara genetik tidak bisa dirubah. Kalau faktor lifestyle bisa kita rubah. Berat badan tidak boleh berlebihan atau cenderung naik. Konsumsi makanan yang mengandung pengawet, kadar lemaknya. Olahraga yang teratur bisa turunkan kanker. Faktor X ini tidak bisa identifikasi, kita tidak bisa cegah. Itu pentingnya deteksi dini, kita tidak bisa andalkan pencegahan tadi," ujar dia.