Hati-Hati Bentuk Puting Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Kanker Payudara

Ilustrasi kanker payudara.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

Jakarta, VIVA – Kejadian kanker payudara terus mengalami peningkatan dan pada saat ini kanker payudara berada pada urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.

Kaget? Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Jadi Penyebab Kanker Payudara

Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus atau 16 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

Banyak kasus kanker yang terdeteksi ketika sudah di tahap lanjut, padahal kematian akibat kanker dapat dikalahkan ketika pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker itu sendiri.

Deteksi Dini Kanker Payudara dengan 5 Cara Ini, Perempuan Wajib Tahu

Deteksi dini yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan SADARI, atau periksa payudara sendiri. 

"Sadari ini dilakukan sejak perempuan tersebut menstruasi. Dilakukan setiap bulan setelah menstruasi, sekitar hari ke-7 sampai ke-10 menstruasi. Diperiksa di kanan, kiri," kata Spesialis Bedah Konsultan Bedah Onkologi RS Pondok Indah, Pondok Indah, Dr. dr. Diani Kartini, Sp.B Subsp. Onk (K) dalam exclusive media interview, Rabu 16 Oktober 2024.

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

Lebih lanjut, diungkap Diana ada beberapa tanda atau gejala yang menunjukkan kanker payudara dan perlu diperhatikan saat melakukan SADARI. Salah satu yang umum adalah benjolan. 

"Benjolan. Benjolannya seperti apa? Kalau perempuan intinya harus mengenal payudaranya sendiri. Misalnya pada bulan ini aman (tidak ada benjolan) kemudian beberapa bulan tersebut dia merasakan ada benjolan di payudara ini segera datang (ke dokter),"kata dia.

Nantinya kata Diana, Ketika adanya benjolan tersebut dokter akan memberikan pemeriksaan fisik kemudian juga pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan usia perempuan tersebut.

Selain benjolan, yang juga perlu diperhatikan adalah perubahan putting. Mereka yang putingnya tertarik ke dalam bisa mewaspadai kemungkinan risiko kanker payudara.

"Jadi ada perempuan yang putingnya emang keduanya dia keluar, ada yang salah satu dia keluar, yang satunya dia 'tenggelam' gitu atau masuk. Nah ini dari awal tentunya, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kalau misalnya putingnya dua-duanya misalnya keluar, kemudian pada saat tertentu dia ketarik atau masuk ke dalam, ini berarti ada sesuatu yang menarik puting tersebut ke dalam, ada tarikan dari dalam, dari kelenjar payudaranya, nah ini yang harus diperiksa," kata dia. 

Lebih lanjut diungkap Diana, ada juga misalnya dari kecil itu memang putingnya tidak keluar alias tenggelam. Jika Anda mengalami kondisi tersebut tidak perlu khawatir. 

"Nah itu yang tidak masalah, tetapi kalau yang tadi saya katakan, dia keluar, kemudian dalam perjalannya dia masuk, kemudian berasa ada bengkak atau berasa ada sesuatu di dalam payudaranya, nah ini yang kita harus waspada. Nah itu maksudnya itu, jadi retraksi puting, itu yang harus diwaspadai," jelasnya.

“Selain itu, ciri atau tanda lain dari kanker payudara adalah adanya gambaran kulit payudaranya berubah menjadi kulit seperti kulit jeruk, nah itu bisa juga.”

Ada pula kata Diana keluhan yang justru dari penyebaran kanker. Misalnya ada nyeri-nyeri tulang belakang atau bahkan patah tulang belakang setelah diperiksa ternyata primernya ada di payudara. 

"Terus kemudian ada pasien yang sesak nafas, batuk diperiksa primernya juga di payudara. Nah itu adalah tanda-tanda tentunya sudah tanda-tanda yang lanjut, tetapi yang paling sering ditemukan adalah benjolan di payudara," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya