Suka Dipijat saat Cedera? Awas Bisa Berakibat Fatal

Ilustrasi kram kaki.
Sumber :
  • Freepik/Drazen Zigic

VIVA Lifestyle – Pijat menjadi salah satu cara tradisional yang dilakukan sejak zaman nenek moyang di Indonesia dengan klaim mampu mengatasi sejumlah permasalahan kesehatan. Akan tetapi, anggapan tersebut tak sepenuhnya benar karena pijatan yang tak dilakukan dengan tepat oleh sembarang orang justru berakibat fatal.

Dokter spesialis bedah ortopedi konsultan foot & ankle yang berpraktik di Jakarta Knee & Shoulder Orthopedic Sport Centre (JKOSC) RS Pondok Indah, dr. Astuti Pitarini, Sp.OT (K), mengatakan bahwa saat cedera, tak dianjurkan memijatnya sembarangan karena dapat memberi dampak yang tak diinginkan. Scroll untuk info selengkapnya.

Dari pengalamannya, dokter Astuti tak memungkiri sejumlah pasien mengalami kondisi lebih parah pada tulangnya usai melakukan pemijatan usai cedera.

Ilustrasi kram kaki.

Photo :
  • Freepik/wayhomestudio

"Risiko pijat, yang sering saya temukan, pasien cedera berat, jadi patah tulang dan diurut. Kadang dikasih obat herbal untuk ditutupi, datang ke dokter biasanya (kulit) udah melepuh kena obat herbal, pembuluh darah udah kebiruan, patah tulang juga udah geser," katanya dalam acara media di Jakarta, Rabu 22 Februari 2023.

Bahaya pijat sembarangan tanpa mengindahkan indikasi medis bisa berdampak pada masalah kulit hingga tulang sehingga semakin memperparah kondisinya. Terlebih, minyak yang dipakai untuk memijat belum tentu aman bagi kulit yang mengalami luka terbuka usai cedera.

"Tidak dianjurkan diurut, pakai balsam, dibungkus herbal, minyak-minyak, atau kompres panas," tegasnya.

Menurut dokter Astuti, pemijatan pada area cedera sebenarnya boleh saja namun tak perlu memakai minyak serta tekanan yang terlalu berlebihan. Akan tetapi, dokter Astuti menyarankan bila dalam dua hari cederanya tidak kunjung membaik dan masih terasa nyeri, sebaiknya segera memeriksa ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Kalau nggak ada tulang yang kena, pembuluh darah nggak kena, urut ringan, sembuh. Tapi kan kita nggak tahu kapan cedera kena tulang atau nggak. Memang kalau diurut memang sensasi nyaman, jadi lebih rileks," jelasnya

Maka, untuk penanganan pertama, dokter Astuti menyarankan memakai prinsip PRICE untuk cedera akut. Prinsip itu mengacu pada Protection (proteksi luka), Rest (istirahatkan area cedera), Ice (beri kompres dingin, Compression (beri sedikit tekanan), dan Elevation (area cedera diangkat sedikit lebih tinggi agar peredaran darah lancar. 

Ilustrasi cedera lutut pesepakbola

Photo :
  • flexfreeclinic.com

"Cedera akut langsung PRICE. Istirahat dan kompres dingin," terangnya.

Untuk menghilangkan rasa nyeri, dokter Astuti pun memperbolehkan konsumsi parasetamol namun dengan dosis yang minimal. Apabila dosis parasetamol sudah maksimal dengan disertai perburukan kondisi cedera, sebaiknya segera ke dokter.

"Kalau sakit banget, minum obat parasetamol. Kalau parasetamol sudah dosis maksimal, masih nyeri banget, di kaki timbul kebiruan, segera ke dokter. Kalau bengkak nggak besar, minum parasetamol, sembuh, nggak usah ke dokter," tambahnya.