Tenaga Medis Terbatas, Angka Kasus Kanker Semakin Meningkat

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Pixabay/PDPics

VIVA.co.id – Jumlah tenaga medis untuk menangani berbagai macam kasus kanker, dirasa masih kurang di Indonesia. Sehingga, hal tersebut turut menjadi salah satu angka penyakit kanker semakin meningkat.

Dari data yang telah disurvei oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), angka penyakit kanker terus meningkat tiap tahunnya. Itu terlihat dari data yang melaporkan kasus tersebut dari tahun 2014 dan 2015.

"Di 2014 kasus kanker mencapai 702.207, nah sekarang di 2015 meningkat hingga 1.325.776. Angka tersebut memprihatinkan karena berkaitan juga dengan angka kematian yang meningkat akibat kanker," ujar Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional Dr. dr. Sonar Panigoro Sp.B(K) Onk,M.Epid yang ditemui di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 7 September 2016.

Perlu diketahui bahwa penanganan kanker tidak bisa sembarangan sehingga harus pada ahlinya. Namun, angka dokter spesialis onkologi sendiri di Indonesia dirasa masih sangat terbatas.

"Onkologi terbagi lagi ada bedah hanya 120, medik 90 orang, ginekologi 70 orang, anak 30 orang dan radiasi 50 orang. Makanya penanganan kanker terbatas karena dokter yang menangani juga tidak bisa sembarangan," ucapnya.

Selain itu, yang turut memprihatinkan adalah jumlah biaya untuk menangani kanker yang tidak bisa dibilang kecil. Apalagi, perawatannya yang cukup lama memang memakan biaya yang sudah pasti sangat banyak.

"Kalau stadiumnya sudah tinggi, angka keberhasilan rendah, nah itu perawatannya pasti banyak dan biaya tidak sedikit. Menurut data BPJS sendiri, jumlah biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp2 trilliun untuk menangani kasus kanker saja," katanya.