Amputasi Tak Selalu Jadi Solusi bagi Pasien Diabetes

Ilustrasi diabetes/gula darah.
Sumber :
  • Pixabay/TesaPhotography

VIVA.co.id – Luka di kaki pada pasien diabetes, seringkali semakin parah dan malah memicu amputasi. Padahal, amputasi bisa dicegah dengan cara yang sederhana namun teliti.

Dokter spesialis penanganan luka, dr Adisaputra CWSP, FACCWS, berujar bahwa 25 persen pasien diabetes memiliki luka, 15 persen penyandang diabetes suatu waktu akan memiliki luka dan 85 persen amputasi berawal dari luka sederhana itu. Namun, Adi tidak memungkiri kesempatan untuk kesembuhan luka dari angka 85 persen tersebut.

"85 persennya itu bisa disembuhkan. Banyak kok pasien yang udah bisa disembuhkan lukanya, jadi mencegah amputasi. Tapi banyak yang enggak mau belajar menangani luka tersebut," ujar dokter Adi, dalam acara Indonesia Wound Summit PT Kalbe Farma, di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu, 11 Maret 2017.

Amputasi, lanjut Adi, biasanya menimbulkan komplikasi. Hal itu yang tidak dipikirkan untuk jangka panjang. Sehingga memicu angka kematian yang tinggi pada pasien diabetes yang harus diamputasi.

"Amputasi yang dilakukan terlambat, menyebabkan komplikasi sistemiknya atau kemungkinan depresi akibat amputasi, atau bisa karena kurang edukasi pada perawatan amputasi. Jadi amputasi bisa saja bukan solusinya," kata Adi menjelaskan.

Untuk mencegah kondisi berat pada luka, keluarga dan pasien bisa diberikan edukasi yang baik dari penanganan luka kecil. Hal sederhana yang bisa dilakukan yaitu dengan tidak banyak berjalan.

"Hal sederhana yaitu kurangi tekanan di kaki yang bagian telapaknya ada luka. Jangan berjalan atau napak dengan kaki itu. Bisa (melakukan) aktivitas, tapi hindari tekanan pada telapak kaki yang terluka," kata dia.