Kenali Gejala Hipertensi, Si Pembunuh Diam-diam

Ilustrasi hipertensi.
Sumber :
  • Pixabay/stevepb

VIVA.co.id – Hipertensi semakin menjadi masalah kesehatan yang mengerikan. Diketahui, hipertensi membunuh 8 juta orang setiap tahun dan kejadiannya diperkirakan meningkat 60 persen pada 2025.

Ini adalah faktor risiko utama penyakit jantung, komplikasi kehamilan, diabetes, dan demensia di antara penyakit lainnya. Namun, penting untuk diketahui bahwa hipertensi dapat dicegah.

Gaya hidup yang tidak menentu, stres yang meningkat, makan makanan yang tidak sehat, konsumsi rokok dan alkohol, semuanya berkontribusi terhadap peningkatan risiko hipertensi. Namun yang mengkhawatirkan, kebanyakan orang justru tidak tahu tentang kondisi hipertensi mereka. Oleh karena itu, penting untuk waspada.

Jadi apa itu hipertensi? Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi atau meningkat. Ini merupakan kondisi di mana pembuluh darah terus-menerus menaikkan tekanan. Darah dibawa dari jantung ke seluruh bagian tubuh di pembuluh darah. Semakin tinggi tekanan semakin keras jantung harus dipompa.

Kenali Tekanan Darah Anda

Pemantauan tekanan darah sangat penting karena semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi peluang terjadinya masalah kesehatan. Karena tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala, maka seringkali disebut sebagai pembunuh diam-diam.  

Dilansir laman Times of India, Penasihat Padma Shri Dr KK Aggarwal, yang merupakan pimpinan dari Heart Care Foundation of India (HCFI) mengatakan, tekanan darah (BP) harus dipantau secara teratur karena merupakan barometer kesehatan dan seringkali tidak ada gejala untuk mengingatkan seseorang terhadap kehadiran tekanan darah tinggi.

"Ini adalah silent killer. Pada saat gejala berkembang, beberapa kerusakan telah terjadi pada organ yang jadi target seperti mata, otak, jantung, atau ginjal. Biasanya, bila terjadi tekanan darah harus dibawa ke dokter. Selain itu, seseorang harus selalu mengingat aturan, mengenai pantangan penderita hipertensi."

Jika tekanan darah tinggi, tekanan ekstra pada arteri dan jantung terjadi, selama suatu periode, ketegangan ini dapat menyebabkan arteri menjadi lebih tebal dan kurang fleksibel atau menjadi lebih lemah. Akibatnya, arteri menjadi sempit, membuat mereka lebih cenderung tersumbat, jelas Dr Sameer Pagad, Interventional Cardiologist.

Jika arteri benar-benar tersumbat (dikenal sebagai bekuan darah), kondisinya bisa menyebabkan serangan jantung, demensia, penyakit ginjal atau stroke atau bahkan menyebabkan kematian.

Diagnosa

Dr. Anand M yang juga Cardiologist, Frontier Lifeline Hospital menjelaskan, "Diagnosis hipertensi adalah puncak fenomena gunung es. Pasien biasanya tidak memiliki gejala dan didiagnosis menderita hipertensi saat mereka mencari perawatan medis untuk komplikasi hipertensi seperti stroke, jantung hingga penyakit ginjal."

Tidak ada tanda atau gejala khusus yang diiinformasikan untuk  pasien yang menderita hipertensi. Pasien dengan kondisi komorbid lainnya seperti diabetes, kadar kolesterol tinggi dan obesitas dan orang-orang dengan riwayat keluarga hipertensi di usia muda (lebih dari 40 tahun) hanya diminta untuk rutin memeriksakan kondisi tekanan darah dengan dokter yang merawat.

Umumnya, orang berusia di atas 40 tahun harus memeriksakan tekanan darah mereka saat mereka berhubungan dengan petugas medis. Dan yang perlu diingat, ini juga menjadi tugas dokter untuk memeriksa tekanan darah secara teratur untuk semua pasien.

Risiko

Risiko serangan jantung pada hipertensi adalah 20 persen, risiko penyakit pembuluh darah perifer pada hipertensi adalah 20 persen dan risiko kelumpuhan pada hipertensi adalah 20 persen.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi secara diam-diam bisa merusak tubuh selama bertahun-tahun sebelum gejala berkembang. Seseorang mungkin berakhir dengan kualitas hidup yang buruk, bahkan mengalami kecacatan atau bahkan serangan jantung fatal. Setengah dari penderita hipertensi yang tidak diobati bahkan bisa meninggal karena penyakit jantung, aliran darah yang buruk (penyakit jantung iskemik) dan sepertiga lainnya meninggal karena stroke.

Tanda awal

Tekanan darah tinggi dikenal sebagai hipertensi dan bisa menyebabkan sakit kepala. Namun, gejalanya tetap sulit dipastikan sampai ada kerusakan pada pembuluh darah organ. Hal ini selanjutnya dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Ada banyak alasan mengapa pembacaan tekanan darah normal dapat berfluktuasi antara tinggi dan rendah. Dr Aggarwal memperingatkan, "Perbedaan lebih dari 20 poin dalam pembacaan, di kedua arah, dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang serius. Beberapa faktor yang bertanggung jawab untuk fluktuasi tekanan darah adalah stres, pengobatan, kafein, kebiasaan makan, demam, atau dehidrasi." 

Namun perlu juga diwaspadai, jika Anda di siang hari sering mengantuk dan tidur mendengkur, sebaiknya periksakan tekanan darah Anda. (ase)