Usai Gempa, Deretan Penyakit Ini Mengintai

Korban gempa antre berobat di posko kesehatan di Pidie Jaya, Aceh.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Zulkarnaini Muchtar

VIVA – Pulau Jawa digoyang gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter pada Jumat tengah malam, 15 Desember 2017. Kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan memunculkan beberapa penyakit yang rentan hadir pascagempa.

Pusat gempa berada di laut selatan wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tetapi getaran dan dampaknya mencapai sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Artinya, tidak sedikit masyarakat yang terkena dampak dari gempa tersebut. Tentunya, kondisi cedera pun dapat mengintai banyak orang.

"Penyakit yang paling rentan hadir usai gempa adalah cedera kepala. Ini terjadi karena adanya reruntuhan barang atau pohon dan sebagainya yang tanpa sadar menimpa kepala," ujar dokter spesialis bedah saraf, dr. Mahdian Nur Nasution SpBS, kepada VIVA beberapa waktu lalu.

Mahdian menjelaskan, cedera kepala menjadi kondisi yang paling rentan memicu kematian pada individu. Sebab, cedera kepala yang terjadi tiba-tiba, dapat membuat otak mengalami kematian saat itu juga.

"Otaknya terbentur maka perdarahan dan bengkak, selanjutnya sudah meninggal. Seperti orang struk saja yang bisa meninggal pada saat itu juga ketika aliran darah di otak berhenti," paparnya.

Kendati demikian, efek psikis juga dapat membuat trauma dan mengintai individu yang mengalami gempa. Kondisi ini bisa membuatnya menjadi syok akibat peristiwa yang terjadi tersebut.

"Secara psikologis juga harus dilihat. Mereka yang alami gempa pasti rentan trauma, syok. Selain itu, patah tulang di seluruh area tubuh rentan mengintai akibat terkena barang-barang berat," tuturnya.