Daftar Makanan Paling Sering Dipamerkan di Twitter

Kopi.
Sumber :
  • Pixabay/Craig Melville

VIVA.co.id – Sebuah penelitian terbaru yang memperhatikan hampir 80 juta cuitan menemukan bahwa kopi adalah jenis konsumsi yang paling banyak ditweet di Amerika Serikat dan Starbucks menjadi restoran cepat saji yang paling banyak di-tweet sejauh ini.

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Medical Internet Research Public Health and Surveillance ini menggunakan Twitter sebagai media untuk memperoleh pandangan bagaimana kesehatan warga Amerika Serikat.

"Kami melihat semakin banyak penelitian yang meneliti kesehatan selain penyakit, yaitu menggabungkan indikator kesejahteraan," kata Quynh Nguyen, pemimpin penelitian dan seorang profesor di University of Utah College of Health seperti dikutip Time.com.

Nguyen dan timnya kemudian memfokuskan pada cuitan mengenai makanan, aktivitas fisik, dan kebahagiaan berdasarkan geolokasi dan membandingkannya dengan data sensus serta survei kesehatan.

Hanya dengan 140 karakter, cuitan mengenai tiga hal ini menggambarkan banyak hal tentang orang-orang di lokasi tertentu di negara tersebut.

Hampir lima persen dari cuitan, yang secara acak dikumpulkan dari tahun 2015-2016, menyebutkan tentang makanan. Cuitan makanan paling banyak adalah, kopi, bir, pizza, wine, ayam, BBQ, es krim, dan tacos.

Ketika para peneliti menyortir cuitan ini berdasarkan tingkat kesehatannya, 16 persen di antaranya merupakan makanan sehat, dan sembilan persennya adalah makanan instan.

Untuk melakukan penelitian ini, tim peneliti mendesain algoritma untuk menentukan makanan dan olahraga yang di-mention begitu pula dengan emosinya. Namun, itu tidak sempurna. Para peneliti sempat terkejut dengan popularitas 'curry' sebelum akhirnya mereka menyadari bahwa pengguna Twitter tengah tergila-gila dengan bintang basket Stephen Curry, bukan makanan kaya rempah itu.

Cuitan dari lingkungan miskin sedikit sekali menyebut makanan sehat dan wilayah dengan cuitan makanan lebih sehat memiliki angka kematian lebih sedikit dan angka penyakit kronis lebih rendah.