Sensasi Kuliner Gaul di Pasar Tradisional Semarang

kuliner malam hari
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Berkunjung ke Kota Semarang tak lengkap rasanya bila tak mencicipi aneka ragam kuliner khas daerah ini. Sekarang, beragam kuliner lezat di Semarang disajikan secara ‘keknian’. Uniknya lagi, Anda tidak hanya bisa menemukan kuliner gaul tersebut di pusat perbelanjaan seperti mal, tapi justru berada di kawasan pasar-pasar tradisional.

Keberadaan kuliner khas kota Semarang di kawasan pasar tradisional rupanya menjadi taktik pemerintah setempat untuk mengajak anak muda tak lupa pasar tradisional di tengah gerusan medernitas. Baru-baru ini kulineran gaul di pasar tradisional bahkan menjadi tren menarik di kota berjuluk lumpia itu.

Salah satu contoh dengan disulapnya pasar Bulu Semarang menjadi tempat nongkrong yang asyik dan gaul bagi para pecinta kuliner. Pasar Bulu sebelumnya merupakan pasar tradisional yang memiliki kesan gelap, kumuh, sepi, serta luput dari perhatian masyarakat.

Saat malam hari, kawasan yang berjarak beberapa meter dari kawasan Tugu Muda Semarang itu kini berubah menjadi sebuah area bazar kuliner dengan kelap-kelip lampu yang menarik perhatian.

Aneka ragam stand kuliner khas Semarang pun tersaji lengkap di kawasan ini. Di sini, Anda bisa mencoba makanan khas tahu gimbal, lumpia, wedang ronde, dan aneka ragam jajanan setiap saat siap memanjakan lidah para pengunjung. Alhasil, kawasan ini menjadi wisata kuliner baru bagi pengunjung yang rata-rata adalah anak muda.

Salah satu pedagang, Agus (35 tahun), mengaku merasa lebih nyaman untuk berjualan di kawasan pasar tradisional yang disediakan pemerintah setempat. Terlebih, di kawasan pasar tradisional itu juga menjadi perhatian para wisatawan untuk singgah dan merasakan langsung pasar tradisional di malam hari.

"Sekarang kita berjualan lebih nyaman, pengunjung juga lebih nyaman. Harapan saya dan teman-teman bisa lebih banyak pedagang yang disediakan fasilitas gaul semacam ini di Semarang," ujar pria yang berjualan tahu gimbal khas Semarang itu.

Sementara itu, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi menyatakan, penempatan kuliner khas Semarang di kawasan pasar tradisional merupakan upaya untuk meramaikan kembali geliat warga mengunjungi pasar. Apalagi Pasar Bulu merupakan satu dari 44 pasar tradisional di Kota Semarang.

"Upaya ini sekaligus cara kami untuk menata pedagang kaki lima di Kota Semarang. Karena para pedagang kuliner di sini merupakan pedagang kaki lima (PKL) yang ditertibkan di kawasan Taman Menteri Supeno," katanya.

Menurut Hendrar, inovasi penataan PKL memang harus dibarengi dengan misi agar pedagang bisa nyaman dengan fasilitas yang ada. Cara seperti ini pun akan dilakukan di kawasan lain sebagai bagian dari semangat kota pintar atau smart city.

"Semangatnya menata bukan merampas, sehingga tidak bisa main usir begitu saja. Pemerintah harus mencari inovasi untuk memberikan solusi untuk mencarikan tempat yang lebih layak dan nyaman," kata pejabat yang akrab disapa Hendi itu.

(ren)