Jejak Kerajaan Islam Nusantara

Masjid Agung Demak
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Sebuah desa di sebelah barat Kota Banda Aceh menyita perhatian peneliti sejarah dalam beberapa tahun terakhir. Namanya Gampong Pande atau Kampung Pande. Berada di Kecamatan Kutaraja. Kira-kira dua setengah kilometer ke barat dari Masjid Raya Baiturrahman.

Desa itu dijuluki Kampung Seribu Nisan, merujuk pada begitu banyak nisan kuno dan berukiran unik nan indah di sana. Sebenarnya tak sampai seribu tetapi saking banyaknya, bahkan ratusan nisan, disebutlah demikian oleh masyarakat.

Umumnya nisan-nisan kuno itu berbentuk balok pipih. Namun ada yang menyerupai gada. Tingginya bervariasi. Paling rendah 47 sentimeter dan paling tinggi 120 meter. Lebar rata-rata 17 sentimeter sampai 38 sentimeter. Nisan jenis balok pipih terdapat variasi pahatan menyerupai sayap burung mitos burak dan dihiasi ukiran kaligrafi Arab pada panil bagian badan.

Nisan di Gampong Pande, Banda Aceh. (VIVA/Dani Randi)

Sebagian besar bagian badan nisan tertanam dalam tanah dan masih menampakkan jejak motif geometris di bagian kakinya. Bagian dasarnya dipahat kasar tanpa motif hias. Beberapa nisan lenyap disapu gelombang tsunami pada tahun 2004. Namun sebagian yang lain terlihat di permukaan tanah meski ada juga yang tenggelam di rawa-rawa. Sebagian di antara nisan-nisan itu diyakini sebagai makam raja-raja.

Tak jauh dari lokasi itu, daerah rawa bagian utara Gampong Pande, ditemukan dua baris sisa struktur bangunan berbahan batu yang memanjang barat laut-tenggara serta struktur bangunan lain berdenah segi empat di antara kedua struktur pertama. Struktur itu ditengarai adalah sisa bangunan sebuah kompleks istana dan masjid masa lalu. Ditemukan pula banyak artefak dan peninggalan sejarah, seperti piring, cawan keramik kuno, dan lain-lain.