Mudik Via Trans Jawa dan Sumatera

Jembatan Kali Kuto, Jalur Mudik Tol Trans Jawa
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Baja merah terang melengkung sepanjang 100 meter. Berdiri kokoh di atas Kali Kuto. Jembatan gantung itu menjadi pembatas antara Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Jembatan yang secara resmi difungsikan pada Kamis 20 Desember lalu itu jadi ikon dan penanda tersambungnya jalan tol Trans Jawa. Jalan tol yang sudah direncanakan sejak zaman Orde Baru, sejak 23 tahun yang lalu. 

Dengan tersambungnya jembatan itu, jalan tol Trans Jawa telah mencapai 1.000 kilometer dari Merak, Banten, hingga Probolinggo, Jawa Timur. Ditambah lagi beroperasinya jalan tol Pandaan-Singosari.

Tersambungnya jalan tol Trans Jawa ini dapat mempercepat arus barang dan jasa yang selama ini dikeluhkan. Dan pada arus mudik tahun ini tentunya bisa memangkas waktu perjalanan.

Jembatan Kali Kuto di tol Trans Jawa

VIVA yang sempat melakukan perjalanan menyusuri jalan tol yang ditenderkan sejak 1996 itu dapat menempuh waktu kurang dari sembilan jam dari Jakarta ke Semarang, sedangkan hingga Surabaya bisa mencapai 12 jam. 

Sebagai gambaran, saat mudik akhir Mei ini, rata-rata perjalanan Jakarta-Tegal atau Jakarta-Semarang tak sampai 12 jam. Bandingkan dengan sebelum ada tol, Jakarta-Tegal bisa sampai 24 jam. Bahkan lebih. Jelas saja, jalan tol menjadi pilihan baru untuk mempercepat masyarakat mudik.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan, untuk sarana dan prasarana jalur mudik pada tahun ini telah siap dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Menurut dia, dari 1.000 km jalan tol Trans Jawa pihaknya bisa memastikan sangat layak dan siap untuk bisa dilalui. Kemudian, untuk jalan nasional baik Pantura, Tengah, maupun Selatan juga telah siap digunakan.  

"H-10 Lebaran semua pekerjaan perbaikan jalan sudah berhenti, semua sudah selesai, sehingga kita siapkan untuk arus mudiknya," kata Basuki saat ditemui VIVA.

Adapun untuk persiapan Mudik 2019 ini, Kementerian PUPR lanjut Basuki telah melihat tiga aspek yang penting diperhatikan, yaitu pertama prasarananya, kedua manajemen lalu lintasnya dan ketiga perilaku pengguna.

"Saya di Kementerian PUPR bertanggung jawab untuk penyediaan prasarananya. kalau dalam rangka mudik ini pasti saya jadi sub sistemnya Kementerian Perhubungan," katanya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono

Ia menambahkan, kesiapan jalur mudik tahun ini tak cuma ada di Pulau Jawa melainkan sarana dan prasarana di Sumatera. Di mana kini jalan tol Trans Sumatera sepanjang 503 kilometer sudah bisa dimanfaatkan.

"Dari 503 kilometer tersebut, sekitar 280 kilometer sudah operasional penuh. Sisanya fungsional. Jadi dari Bakauheni hingga Palembang sepanjang 350 km sudah bisa melalui jalan tol," ujarnya.

Sementara itu, terkait infrastruktur penunjang, Basuki mengungkapkan untuk jalan tol yang masih diberlakukan fungsional baik di Trans Jawa dan Trans Sumatera pihaknya telah menyiapkan keamanannya.

Ia memastikan, pihaknya tidak akan melepas begitu saja di sejumlah ruas fungsional tersebut, seperti penyediaan barrier-barrier, rambu-rambu, dan lampu. Kesiapan tersebut nantinya dimanajemeni oleh Kakorlantas.

Titik Rehat

Panjangnya jalur tol Trans Jawa tentunya menjadi perhatian sejumlah pihak. Khususnya terkait ketersediaan lokasi rest area dan ketersediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU. Sebab, sejak dioperasikan pada Desember tahun lalu dari tujuh ruas tol baru Trans Jawa yang dioperasikan hanya ada beberapa rest area yang berfungsi penuh dan sisanya masih fungsional khususnya rest area tipe A.