Berekreasi dengan Sampah Plastik

Sumber :

VIVAnews - Sampah plastik di bumi semakin menumpuk. Hampir semua barang kebutuhan kita saat ini tak lepas dari plastik. Mulai kemasan barang kebutuhan rumah tangga hingga pembungkus elektronik.

Hal inilah yang menjadi penyebab semakin menggunungnya sampah. Padahal sampah plastik seperti kemasan sabun cair atau pembersih lantai seperti itu sulit terurai kembali.

Sampah plastik baru bisa terurai dalam seribu tahun. Bayangkan berapa tahun yang diperlukan untuk bisa menguraikan sampah plastik yang ada  di permukaan bumi. Selain itu, sampah plastik juga mengandung zat berbahaya yang bisa meracuni tubuh.

Tapi beberapa tahun belakangan ini, upaya untuk meminimalkan sampah plastik kemasan sudah mulai digerakkan. Dengan ide kreatif, sampah plastik bisa diubah menjadi berbagai benda-benda fashion ataupun perkakas rumah tangga.

Barang-barang yang dihasilkan cukup menarik karena sampah plastik yang digunakan berwarna-warni cerah. Misalnya saja untuk tas, sandal, dompet, wadah perkakas, dan sebagainya. Selain itu, barang-barang tersebut juga relatif lebih awet karena tahan air.

Gerakan ini memunculkan istilah baru trashion, yang merupakan perpaduan kata trash (sampah) dan fashion. Istilah ini pertama kali muncul di New Zealand pada 2004 dan kini dipakai untuk semua benda yang terbuat dari bahan daur ulang.

Ingin mencoba membuat sendiri barang-barang daur ulang dari plastik? Anda bisa mencontek idenya di buku From Trash to Trashion, 25 Kreasi Limbah Plastik yang ditulis oleh Herianti.

Dalam buku setebal 71 halaman itu Anda bisa mendapatkan berbagai contoh barang lengkap dengan polanya. Misalnya saja tas besar, tas ransel, tas anak, hingga jas hujan. Cara pembuatannya pun relatif mudah. Hanya memerlukan keterampilan menjahit yang tak terlalu rumit.

Untuk memulainya, Anda perlu mengumpulkan sampah berbagai kemasan plastik. Kumpulkan kemasan yang sama supaya mendapatkan motif dan pola yang serasi. Tapi bisa juga menggunakan kemasan plastik yang bermacam-macam jika ingin mendapatkan pola mozaik motif dan warna.

Ternyata, tak sulit jika kita ingin membantu gerakan penyelamatan bumi.