Senjata Nuklir China Bisa Dikebiri Jika Ikut Perjanjian dengan AS

VIVA Militer: Kendaraan rudal balistik Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)
Sumber :
  • Sputnik News

VIVA – Sejumlah data membuktikan bahwa China adalah salah satu negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak di dunia, selain Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Rusia. Oleh sebab itu, AS selalu mendesak China untuk ikut dalam perjanjian nuklir meski selalu mendapat penolakan dari Beijing.

Sebuah perjanjian nuklir dibuat oleh tiga negara, AS, Rusia, dan Inggris, pada 8 Desember 1987. Perjanjian itu bernama Traktat Angkatan Nuklir Jangka Menengah (INF), dan ditandatangani oleh Presiden AS, Ronald Reagan, Perdana Menteri Inggris, Margareth Thatcher, dan Sekretaris Jenderal Uni Soviet, Mikhael Gorbachev.

Dibuatnya Perjanjian INF tak lepas dari meningkatkan keamanan dunia. Pasca penandatanganan Perjanjian INF, ribuan rudal balistik beserta peluncurnya dieliminasi. 

Dikutip VIVA Militer dari Stockholm International Peace Research Institute mencatat, ada 2.692 rudal balistik yang dihancurkan mulai dari rudal balistik jarak pendek (500-1000 kilometer) dan rudal balistik jarak menengah (1000-5000 kilometer), pada 1991.

Setelah 32 tahun berlalu, di luar dugaan AS membuat keputusan yang mengejutkan. Di bawah komando Presiden AS, Donald Trump, AS memutuskan untuk menarik diri dari Perjanjian INF pada 20 Oktober 2019. 

Keputusan Trump menarik AS dari perjanjian nuklir itu tak lepas dari semakin menguatnya armada Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), terutama di Laut China Selatan. Di sisi lain, China tak pernah mau ikut dalam Perjanjian INF meski seringkali didesak oleh AS.

Menurut data yang diperoleh VIVA Militer dari Federation of American Scientists (FAS), China sudah pernah melakukan 45 kali uji coba senjata nuklir. Pertama kali Negeri Tirai Bambu melakukannya pada 16 Oktober 1964 dengan nama Project 596. Dari data ini juga, China disebut memiliki 290 senjata nuklir.

Dengan jumlah tersebut, China jadi negara keempat yang memiliki senjata nuklir di bawah Rusia (6500 unit), AS (685 unit), dan Prancis (300). Jumlah senjata nuklir China juga berada di atas Inggris yang menjadi salah satu negara yang menandatangani Perjanjian INF.

Sementara itu, menurut sumber lainnya dari International Institute for Strategic Studies (IISS), saat China disebut memiliki lebih dari 2.200 rudal balistik.

Dengan jumlah senjata nuklir yang cukup masif, China bukan tak mungkin menjadi kekuatan baru di dunia. Oleh sebab itu, China tak pernah punya niat untuk menjadi bagian dari Perjanjian INF. Sputnik News melaporkan, andai China bisa kehilangan 95 persen rudal balistik dan rudal penjelajahnya jika sampai bergabung dengan Perjanjian INF.