Lima Fakta Penting Terkait Konflik Militer India dan China

Tentara India.
Sumber :
  • aljazeera.com

VIVA – India dan China sebagai dua negara di Asia yang memiliki senjata nuklir, kini berada dalam ketegangan diplomatik dan militer. Hal ini terjadi menyusul bentrokan di perbatasan kedua negara, yang belum pernah terjadi sejak 40 tahun terakhir.

Bentrokan pada 15 Juni lalu di Lembah Galwan yang disengketakan, menyebabkan 20 tentara India tewas. China hingga kini belum secara resmi menyatakan berapa korban tewas. Ketegangan antara dua negara terpadat di dunia ini menarik perhatian internasional, di mana Perserikatan Bangsa Bangsa mendesak kedua belah pihak untuk pengekangan maksimum.

Berikut ini lima hal yang perlu diketahui tentang konflik yang terjadi antara kedua negara, seperti dikutip Al Jazeera:

Apa yang terjadi pada 15 Juni?

Pertempuran pada 15 Juni dipicu oleh ketidaksepakatan atas dua tenda dan menara observasi milik China, yang dianggap oleh India telah dibangun di sisi Line of Actual Control (LAC) milik India.

Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar mengatakan bahwa pasukan China melanggar garis LAC untuk membuat 'struktur' sementara di Lembah Galwan, bahkan setelah pejabat militer telah mencapai kesepakatan pada 6 Juni untuk mengambil tindakan de-eskalasi.

Masalah muncul ketika patroli India mengunjungi daerah dekat perbatasan untuk memverifikasi pernyataan China bahwa pasukannya telah pindah kembali dari garis LAC.

Tak lama, sekelompok besar tentara China datang dan menghadapi pasukan India. Tidak jelas apa yang terjadi selanjutnya, namun kedua belah pihak terlibat bentrok. Tentara China dilaporkan menggunakan tongkat besi dan tongkat dengan paku, sehingga menewaskan 20 tentara India dan melukai puluhan lainnya.

Mengapa bentrokan terjadi?

Alasan utama menurut beberapa ahli, adalah terkait langkah sepihak India tahun lalu yang mencabut Pasal 370 Konstitusi India, yang menjamin ukuran otonom bagi negara bekas Jammu dan Kashmir, yang juga termasuk daerah yang disengketakan di wilayah Ladakh.

Sama seperti Pakistan, China juga melihat langkah India secara sepihak telah mempengaruhi wilayahnya. China lalu mengecam keras langkah itu di Dewan Keamanan PBB tahun lalu.

Para ahli juga meyakini, kebuntuan yang terjadi saat ini merupakan hasil dari penolakan China terhadap pembangunan infrastruktur India baru-baru ini di daerah perbatasan.

India meresmikan jalan Darbuk-Shyok-Daulat Beg Oldie sepanjang 255 km, yang dibangun di sepanjang LAC, tahun lalu. China keberatan, melihat langkah itu sebagai ancaman terhadap kepentingannya di kawasan itu.

Apa yang diklaim masing-masing pihak?

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan dia tidak mengetahui secara spesifik, tetapi tentara India telah menyeberang ke wilayah China di beberapa tempat dalam beberapa hari terakhir. Hal ini telah melanggar perjanjian yang dicapai pada 6 Juni dan bahwa mereka harus mundur.

Menyebutnya sebagai 'provokasi yang disengaja' dari pihak New Delhi, Zhao mengatakan bahwa hak dan kesalahan sangat jelas dan tanggung jawab sepenuhnya berada di pihak India.

Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Anurag Srivastava, memperingatkan China agar tidak membuat klaim yang berlebihan dan tidak dapat dipertahankan tentang kedaulatan wilayah Lembah Galwan.

India mengatakan China menempati 38.000 km persegi dari wilayahnya di Dataran Aksai Chin di Himalaya, di mana 12.000 tentara China bahkan diduga telah melintasi perbatasan.

Siapa yang memiliki keunggulan?

Ashley Tellis, rekan senior di Carnegie Endowment for International Peace, meyakini kemajuan terbaru China di wilayah Ladakh meninggalkan India dengan pilihan-pilihan "menyakitkan".

Foto-foto satelit yang diambil oleh perusahaan pencitraan bumi, Planet Labs, pada hari-hari menjelang bentrokan, juga menunjukkan peningkatan aktivitas China di Lembah Galwan.

Selain perselisihannya dengan China, India mendapati dirinya berselisih dengan dua negara tetangga lain yakni saingan lama Pakistan, dan Nepal. Nepal dan India secara historis memiliki ikatan yang baik, tetapi sekarang terlibat dalam apa yang oleh para ahli disebut sebagai perang kartografi di wilayah perbatasan.

Apa yang terjadi sekarang?

Reaksi India terhadap apa yang dilakukan China adalah dengan kemarahan. Warga India dan asosiasi perdagangan menyerukan pemerintahan yang dipimpin Narendra Modi untuk memboikot barang-barang China.

Para pengunjuk rasa di seluruh India bahkan membakar bendera dan produk China, sementara video di media sosial menunjukkan bagaimana para remaja menghancurkan ponsel buatan China milik mereka.

China adalah mitra dagang terbesar India, dengan perdagangan bilateral tahunan senilai US$ 92 miliar. Ketidakseimbangan perdagangan antara keduanya sangat signifikan dan sangat menguntungkan pihak China.