Turki dalam Bahaya, Amerika Ngamuk Usai Tahu Erdogan Dukung Hamas

VIVA Militer: Mike Pompeo dan Donald Trump
Sumber :
  • ThePrint

VIVA – Pertemuan antara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan sejumlah delegasi organisasi sayap militer Palestina, Hamas, berbuntut kecaman dari Amerika Serikat (AS). AS akhirnya memberikan pernyataan keras sebagai respons dukungan Turki terhadap Hamas.

Dalam laporan VIVA Militer sebelumnya, Erdogan mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan Hamas di Istanbul, Sabtu 22 Agustus 2020 lalu. Momen itu mempertemukan Erdogan dengan Wakil Kepala Hamas, Saleh al-Arouri, yang merupakan salah satu buronan yang paling dicari pemerintah AS.

Menurut data yang diperoleh VIVA Militer dari The Times of Israel, pemerintah AS memasang harga US$5 juta, atau setara dengan Rp73,3 miliar, bagi siapa yang bisa menangkap al-Arouri hidup atau mati.

Amerika pun berang dengan tindakan Turki dan Erdogan. Kementerian Luar Negeri AS memberikan pernyataan keras terhadap Turki dan Erdogan, yang dianggap telah memberikan dukungan terhadap organisasi teroris. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri AS menyebut bahwa tindakan itu akan membuat Turki dimusuhi oleh komunitas internasional.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Amerika juga menganggap Turki telah mengganggu upaya untuk menekan aktivitas teror Hamas yang dilancarkan di wilayah Jalur Gaza.

"Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa (UE) dan kedua pejabat yang dijamu oleh Presiden Erdogen adalah Teroris Global yang dirancang secara khusus," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.

"Jangkauan lanjutan Presiden Erogan terhadap organisasi teroris ini hanya berfungsi untuk mengisolasi Turki dari komunitas internasional, merugikan rakyat Palestina, dan memotong upaya global untuk mencegah serangan teroris yang diluncurkan di Gaza," lanjut pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.

Pernyataan ini adalah bukti lainnya yang membuat hubungan Turki-AS semakin memanas. Turki sebelumnya menuai kecaman setelah membeli rudal sistem pertahanan udara S-400 Triumf dari Rusia, yang notabene adalah lawan kuat AS. Akibatnya, Turki pun ditendang AS dari program jet tempur F-35 Lightning II.