Rusia Siagakan Pasukan Khusus Hadapi Perang Afghanistan

VIVA Militer: Aksi pasukan militer Rusia dan negara-negara pecahan Uni Soviet
Sumber :
  • RadioFreeEurope RadioLiberty (RFERL)

VIVA – Keberhasilan pejuang Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, menimbulkan kekhawatiran pecahnya kembali perang saudara. Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Sergey Shoygu, meyakini masih banyak sisa senjata yang dimiliki oleh Taliban.

Merespons kekhawatiran meletusnya Perang Afghanistan, Angkatan Bersenjata Republik Rusia (VSRF) menggerakkan pasukannya di sejumlah pangkalan militernya. 

Dilansir VIVA Militer dari AsiaNews, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia menggelar latihan militer khusus di Kirgistan, Uzbekistan dan Tajikistan, mulai September 2021. 

Itu berarti, latihan militer tak hanya melibatkan pasukan Rusia saja. Tetapi sejumlah personel yang tergabung dalam kontingen Pasukan Bersama Penyebaran Cepat (KSBR).

Pasukan khusus tersebut merupakan produk dari koordinasi militer yang dibentuk oleh Rusia dan negara-negara pecahan Uni Soviet. Tepatnya pada 2001, Rusia membentu pakta pertahanan dengan negara-negara pecahan Soviet yang disebut Organisasi Perjanjian Keamanan Bersama (CSTO).

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF)

Photo :
  • Ministry of Defence of the Russian Federation

Dengan sandi "Perbatasan 2021", pasukan khusus militer Rusia disiagakan seiring dengan situasi di Afghanistan yang memanas. Tak hanya itu, Jenderal Sergey Shoygu juga memperhitungkan ancaman perang yang bisa menyebar ke negara-negara yang dekat dengan Afghanistan.

Shoygu juga memastikan, Rusia dan negara-negara anggota CSTO akan memberikan respons keras untuk mempertahankan perbatasan dari kemungkinan aksi Taliban. 

Sebanyak kurang lebih 400 personel pasukan gunung militer Rusia digerakkan dari Republik Tuva di Siberia. Pasukan ini dianggap sebagai yang paling cocok untuk menghadapi kemungkinan konflik bersenjata Afghanistan.

Khusus untuk Tajikistan, negara sekutu Rusia ini adalah satu-satunya yang berbatasan langsung dengan Afghanistan.

Oleh sebab itu, sejumlah senjata canggih milik Rusia dan sekitar 60 kendaraan lapis baja akan ditempatkan di Tajikistan. Senjata-senjata itu akan tetap berada dalam status siaga, bahkan setelah latihan ini berakhir.