Kebutuhan Baterai Kendaraan Listrik Diprediksi Meningkat Pesat

Salah satu jenis baterai yang dikembangkan Toyota
Sumber :
  • VIVA Otomotif/Muhammad Thoifur

VIVA Otomotif – Saat ini kendaraan listrik tengah menjadi sorotan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasalnya, banyak dari pabrikan yang mulai mengembangkan kendaraan EV (Electric Vehicle) untuk kebutuhan konsumennya.

Diketahui, salah satu komponen penting dalam memproduksi kendaraan ramah lingkungan adalah baterai. Fungsi dari benda tersebut menjadi penggerak maupun tenaga dari kendaraan yang disematkan teknologi baru.

Adanya peralihan tersebut, membuat pabrikan otomotif tengah mengembangkan komponen baterai untuk disematkan ke produknya. Ditambah beberapa dari mereka melakukan kerja sama untuk membuat komponen ini secara lokal.

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, I Gusti Putu Suryawirawan

Photo :
  • TMMIN

Memiliki kebutuhan yang cukup tinggi di industri otomotif, menjadi angin segar bagi para pelaku yang memproduksi komponen baterai. Bahkan diprediksi kebutuhan komponen ini mengalami pertumbuhan dalam penggunaannya.

Hal itu diungkap langsung oleh Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan. Dia mengatakan permintaan terhadap kendaraan berbasis listrik mengalami peningkatan dan akan terus pertumbuh sampai tahun yang telah ditetapkan.

"Adanya permintaan kendaraan EV (Electric Vehicle) mendorong peningkatan baterai ion  lithium (LiB). Nantinya, total kebutuhan baterai domestik diproyeksikan mengalami pertumbuhan CAGR sebesar 26 persen hingga tahun 2035," ujar Gusti beberapa waktu lalu di Bandung, dikutip VIVA Senin 5 Desember 2022.

Adapun keuntungan yang didapat terkait komponen ini di industri otomotif seperti, pasar ritel kendaraan listrik tumbuh sebagai akibat dari pertumbuhan infrastruktur konstruksi yang agresif, dan Indonesia menjadi salah satu pemasok utama pasar EV Asia Tenggara (35 persen pangsa pasar).

"Pengembangan komponen baterai dibagi menjadi industri perakitan seperti, pembuatan baterai manajemen sistem (BMS), penambangan bahan baku baterai (battery material) dan sampai dengan daur ulang baterai (end of life/ recycling), sehingga pada akhirnya Indonesia akan memiliki baterai terintegrasi," tambahnya.

Sekedar informasi, pemerintah sudah menerapkan berbagai aturan terkait penggunaan kendaraan listrik, salah satunya sebagai kendaraan dinas baik dari pusat maupun daerah. Ditambah adanya tujuan net zero emission di tahun 2060 mendatang.